Ambon, 20/6 (Antara Maluku) - Dua komunitas agama di Kota Ambon, Provinsi Maluku, melaksanakan kegiatan buka puasa bersama pada bulan puasa 2017.

"Kegiatan buka puasa ini bukan hal baru bagi warga Ambon, melainkan telah terjalin sejak lama. Hal ini akan terus dipelihara sebagai wujud kerukunan umat beragama," kata Wakil Wali Kota Ambon Syarif Hadler di Ambon, Selasa.

Mereka yang melakukan acara buka puasa bersama sebagai wujud kerukunan umat beragama di kota yang bertajuk manise, antara lain, warga kawasan Ponogro Kelurahan Urimessing yang mayoritas beragama Islam, warga Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Silo, dan jajaran Pemerintah Kota Ambon.

Syarif menegaskan bahwa buka puasa bersama dengan warga kota merupakan kegiatan rutin setiap Ramadan.

Ia mengatakan bahwa misi besar pemerintahan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ambon periode 2017 s.d. 2022 adalah meningkatkan harmonisasi sosial.

"Upaya ini penting karena kami sadar bahwa tidak hanya di Kota Ambon, tetapi di seluruh wilayah Indonesia harmonisasi sosial merupakan unsur penting dalam membangun daerah," ujarnya.

Ia bersyukur bahwa dampak dari Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, bahkan sejumlah peristiwa yang terjadi di Indonesia, tidak memengaruhi kerukunan umat beragama di Ambon.

"Hal ini merupakan sesuatu yang harus disyukuri dan dipelihara karena untuk membangun Ambon tidak bisa hanya dibangun oleh basudara (saudara) yang beragama Islam, Kristen, atau penduduk asli Ambon, tetapi seluruh warga Indonesia yang berada di kota ini," katanya.

Ambon, kata Wakil Wali Kota, adalah Indonesia mini. Di daerah ini hidup berbagai suku dan agama yang tumbuh dan berkembangdan, kemudian menjadi potensi dasar untuk membangun kota ke depan.

"Seluruh potensi ini menjadi sebuah kekuatan baru bagi kita untuk membangun kota. Tidak ada satu agama pun yang mengajarkan umat untuk membenci agama lain, serta tidak ada agama yang mangajarkan umat untuk saling memusuhi," katanya.

Sementara itu, pendeta jemaat GPM Silo A.J. Timisela menyatakan bahwa membangun Kota Ambon butuh peran serta umat beragama karena kota ini terdiri atas beragam suka, agama, dan ras.

"Sesama umat beragama kita saling membutuhkan, basudara kristiani membutuhkan basudara muslim. Demikian pula, sebaliknya," ucapnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, momentum buka puasa ini menjadi ajang untuk meningkatkan hubungan orang basudara.

Ia menambahkan bahwa pendekatan budaya orang basudara adalah pela gandong menjadi dasar untuk menyatukan perbedaan serta meningkatkan dan mengampanyekan perdamaian tolerasi beragama dari Kota Ambon, Maluku, untuk Indonesia.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017