Ambon, 30/7 (Antara Maluku) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan daerah (Bappeda) Maluku, Anthonius Sihaloho, menyatakan, pembangunan rel kereta api di pulau Seram belum fleksibel dengan pengembangan industri di sana.

"Jadi belum saatnya diprogramkan pembangunan rel kereta api di pulau Seram karena pengembangan transportasi tersebut harus didukung industri," katanya, dikonfirmasi, Sabtu.

Ia menjelaskan, di pulau Seram saat ini belum ada pengembangan industri berskala besar yang membutuhkan pengangkutan barang lebih ekonomis bila mengoperasikan rel kereta api.

Pemprov Maluku masih fokus di transportasi multimoda dengan terobosan membuka akses jalan dan jembatan melalui program trans Maluku.

"Khan sedang direalisasikan pembangunan trans Seram yang terintegrasi dengan pulau - pulau lainnya dalam mewujudkan trans Maluku," ujar Anthonius.

Anthonius, yang mantan Kadis PU Maluku itu, mengakui sebenarnya bisa membangun rel kereta api di pesisir pulau Seram seperti ruas jalan Amahai, kabupaten Maluku Tengah - Kairatu, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

"Hanya saja itu, rel kereta api itu bila dioperasikan di pulau Seram haruslah untuk mengangkut barang. Padahal, belum ada pengembangan industri berskala besar yang membutuhkan pasar," katanya.

Karena itu, Pemprov Maluku memperjuangkan pengembangan trans Maluku yang telah disetujui Presiden, Joko Widodo sebagai salah satu dari 11 program strategis nasional.

Trans Maluku yang merupakan transportasi multimoda. Integrasi transportasi jalan dan jembatan dengan transportasi penyeberangan atau ferry yang menghubungkan Gugus Pulau di Maluku.

Selain itu ada tujuh ruas jalan trans Maluku yang dimulai dari pembangunan jalan Ibra - Danar - Tetoat sepanjang 68.31 Km, pembangunan jalan ruas lingkar Barat Pulau Seram (Kairatu - Piru - Taniwel - Lisabata - Saleman) sepanjang 98.82 Km serta ruas lingkar pulau Ambon (Laha - Alang - Wakasihu - Asilulu - Kaitetu - Hitu - Morela - Liang) sepanjang 99.6 KM.

Begitu pula, pembangunan jalan trans Maluku ruas lingkar Selatan Pulau Seram (Haya - Tehoru - Werinama - Kotabaru - Airnanang) sepanjang 200.5 Km, ruas lingkar Timur Pulau Seram (Airnanang - Masiwang - Waru - Bula) sepanjang 120 Km, ruas Leksuka - Namrole (Pulau Buru) sepanjang 53.85 Km serta ruas Tual - Ngadi - Tamedan - Ohoitu (P. Kei Kecil) sepanjang 24.2 Km.

"Ruas jalan trans Maluku sebanyak tujuh ruas ini merupakan proyek strategis nasional sehingga diprioritaskan penanganannya pada tahun Anggaran 2018 melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Dana Alokasi Khusus (DAK)," tandas Anthoius.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017