Ternate, 2/10 (Antara Maluku) - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat, pada September 2017 Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 0,51 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 131,86.

"Sedangkan Nasional mengalami inflasi sebesar 0,13 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 130,08. Dari 82 kota IHK, 50 kota mengalami inflasi dan sisanya mengalami deflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,59 persen, Kota Manokwari sebesar 1,09 persen, dan Kota Medan sebesar 1,08 persen," kata Kepala BPS Malut, Misaruddin di Ternate, Senin.

Hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku Utara di pasar tradisional dan pasar modern di Kota Ternate, bulan September 2017 mengalami deflasi 0,51 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 132,53 pada Agustus 2017, menjadi 131,86 pada September 2017.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada September 2017 antara lain: malalugis/sorihi, selar/tude, kembung/gembung, tomat sayur, bayam, kangkung, kol putih/kubis, apel, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan tarif angkutan udara.

Selain itu, pada September 2017, kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi diantaranya kelompok bahan makanan -0,54 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,03 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,01 persen; kelompok sandang 0,03 persen.

Dia mengatakan, inflasi tahun kalender Kota Ternate sebesar 1,22 persen dan inflasi year on year Kota Ternate sebesar 1,60 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender dan inflasi year on year Nasional yaitu masing-masing sebesar 2,66 persen dan 3,72 persen.

Dimana, pada September 2017, Kota Ternate mengalami inflasi di empat kelompok pengeluaran, deflasi di dua kelompok pengeluaran dan stagnan di satu kelompok lainnya.

Adapun inflasi di empat kelompok pengeluaran tersebut yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,20 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,04 persen.

Begitu pula kelompok sandang sebesar 0,45 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi di dua kelompok pengeluaran adalah kelompok bahan makanan sebesar 2,62 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,30 persen.

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Malut.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017