Ternate, 12/10 (Antara Maluku) - Dinas Pangan Maluku Utara meminta para pedagang komoditas sayuran di Kota Ternate untuk dapat memprioritaskan produksi lokal dari kabupaten/kota lainnya di Malut dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

"Pedagang komoditas sayuran di Ternate selama ini lebih memilih mendatangkan stok dari luar Malut, seperti dari Sulawesi Utara. Padahal di kabupaten/kota lainnya di Malut juga tersedia," kata Kepala Dinas Pangan Malut, Syaiful Turui di Ternate, Kamis.

Kabupaten/kota di Malut yang saat ini cukup berhasil mengembangkan komoditas sayuran, di antaranya Kota Tidore Kepualaun, Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Utara, Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan, yang sebagian produksinya di pasarkan sampai ke wilayah Papua.

Menurut dia, para pedangan komoditas sayuran di Ternate memang tidak bisa dilarang untuk mendatangkan sayuran dari provinsi lain, karena kebutuhan sayuran di Malut, khususnya di Ternate belum bisa seluruhnya dipenuhi dari produksi lokal.

Namun para pedagangan diharapkan lebih memprioritaskan terlebih dahulu produksi lokal dan baru mendatangkan dari provinsi lain kalau produksi lokal belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen setempat, agar para petani di daerah ini tetap bergairah mengembangkan komoditas sayuran.

Sementara itu, seorang pedagang komoditas sayuran di Ternate, Harun mengaku selama ini lebih memilih mendatangkan komoditas sayuran dari Sulawesi Utara, karena biaya angkutnya jauh lebih murah jika dibandingkan mendatangkan dari kabupaten/kota di Malut.

Biaya angkut sayuran dari Sulawesi Utara ke Ternate jika menggunakan kapal laut hanya Rp20.000 perkarung, sedangkan kalau mendatangkan dari kabupaten/kota di Malut, misalnya Halmahera Timur biayanya minimal Rp50.000 perkarung, karena harus menggunakan angkutan mobil.

Oleh karena itu, menurut Harun pemda di Malut harus menyiapkan angkutan komoditas sayuran dengan biaya murah, misalnya dengan memberikan subsidi kepada pengusaha angkutan agar biaya angkutnya ke Ternate bisa sama dengan biaya dari Sulawesi Utara.

Kalau tidak ada langkah seperti itu, para pedagang komoditas sayuran di Ternate akan tetap lebih memilih mendatangkan sayuran dari provinsi lain, khususnya Sulawesi Utara, karena biaya angkut yang murah, pedagang bisa meraih keuntungan yang lebih besar.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017