Ambon, 26/10 (Antara Maluku) - Pertamina MOR VII Maluku Papua melakukan simulasi "Exercise ISPS" (International Ships and Port Facility Security) code di terminal khusus (tersus) migas Pertamina Wayame, Kota Ambon, Provinsi Maluku, Kamis.

Simulasi itu menggambarkan kesiapsiagaan pekerja di tersus migas Wayame dalam menghadapi berbagai ancaman keamanan, baik kebakaran dan tumpahnya minyak di kawasan perairan di sekitarnya.

Skenario simulasi ISPS menggambarkan dua pekerja marine di Jetty tiga disandera enam orang bersenjata api.

Kejadian itu dilaporkan Deputy Port Facility Security Officer (PFSO) Marine, selanjutnya dilaporkan ke Port Security Officer (PSO) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ambon.

Respon insiden keamanan tersebut dikoordinasikan oleh kepala KSOP Ambon selaku koordinator Port Security Comittee (PSC). Petugas pun melakukan penyerbuan dan berhasil melumpuhkan dan menangkap para pelaku yang hendak melakukan sabotase.

Eksesusi pembebasan kedua sandera dan penangkapan keenam pelaku dilakukan petugas Polsek Teluk Ambon dan Koramil Baguala, dibantu petugas KSOP dan petugas keamanan Pertamina.

Tersangka dan barang bukti kemudian dievakuasi ke Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease untuk proses hukum.

Setelah kondisi dan situasi di tersus migas Wayame aman dan terkendali, tiba-tiba MT Spiller yang sementara dalam perbaikan mesin dan lego jangkar di perairan kolam pelabuhan tersus migas Wayame mengalami musibah kebakaran.

Evakuasi seluruh awak kapal dari MT Spiller ke jety tiga dilakukan PATLA KSOP Ambon, sementara ekseskusi penanggulangan kebakaran dilakukan dari arah laut maupun pelabuhan terminal oleh petugas kebakaran.

Saat insiden kebakaran MT spiller terdapat tumpahan minyak di perairan, berhasil dilakukan tim penanggulangan tumpahan minyak di perairan (PTMP) dengan cara pemulihan penyebaran tumpahan minyak.

General Manager Marketing Operation Region VIII PT Pertamina (persero), Made Adi Putra, kejadian emergency sesuai dengan simulasi dapat terjadi kapanpun dan dimana saja perusahaan minyak berada, oleh sebab itu, kesiapsiagaan dari karyawan dapat memudahkan proses evakuasi, dan pembersihan sehingga lingkungan khususnya laut tidak tercemari oleh minyak yang tumpah akibat kecelakaan kerja.

"Kejadian semacam ini bisa terjadi kapan saja dan dimanapun, oleh sebab itu, kami dari PT. Pertamina (Persero) menetapkan SOP sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, dan diharapkan seluruh karyawan dapat mematuhi aturan baku atau SOP penanganan kejadian emergency, kalau latihan kita sih setiap hari memberlakukan safety briefing, sedangkan untuk simulasi seperti ini kita laksanakan per enam bulan sekali," katanya.

Kegiatan itu dilakukan karena Pertamina sangat peduli dan komitmen untuk menjaga lingkungan sekitar areal operasi dari kemungkinan terjadinya kebakaran atau tumpahan minyak di laut.

Pertamina juga terus membangun koordinasi dan komunikasi dengan instansi-instansi terkait terlebih khusus otoritas pelabuhan yang berdekatan dengan terminal pengisian bahan bakar Pertamina guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan tumpahan minyak di perairan setempat.

"Kami berharap pelatihan ini pekerja selalu siaga dan cepat tanggap apabila terjadi hal-hal darurat kebakaran dan tumpah minyak di perairan tidak menunggu perintah tetapi dapat melaksanakan penanggulangan sesuai dengan prosedur," ujar Made.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017