Ambon, 26/10 (Antara Maluku) - General Manager Marketing Operation Region VIII PT Pertamina, Made Adi Putra menyatakan simulasi "ISPS Code" merupakan kewajiban pelabuhan untuk memperoleh "Statement Of Compliance Of A Port Facility (SOCPF)" yaitu pernyataan pemenuhan keamanan fasilitas pelabuhan atau "Statement Of Compliance Of A Port Facility (SOCPF)".

SOCPF dikeluarkan oleh "International of Maritim Organization (IMO)" dan jika ISPS Code tidak dilakukan maka sertifikat SOCPF akan dicabut, karena itu kita melakukan simulasi guna pemenuhan persyaratan perlindungan lingkungan perairan di terminal khusus Pertamina Wayame, katanya di Ambon, Kamis.

Dikatakan, SOCPF dikeluarkan oleh International of Maritim Organization (IMO) lewat Dirjen Departemen Perhubungan Laut (Dephubla), sebagai pemenuhan kewajiban dan uji coba rancangan keamanan fasilitas pelabuhan (Port Facility Security Plan).

Simulasi ISPS Code menjadi prosedur tetap langkah pengamanan tersus, jika seandainya mendapat ancaman yang berpotensi mengganggu kegiatan pada tiap tersus minyak dan gas.

"SOCPF ini secara internasional sudah diberlakukan sejak 2004, ditindaklanjuti ke setiap tersus yakni di Wayame Ambon," ujarnya.

Dijelaskannya, rangkaian kegiatan ISPS dimulai dengan courtessy call kepada unsur eksternal, rapat koordinasi persiapan kegiatan dan sosialisasi ISPS code dan OSR Tier -1, table top dan gladi apel.

"Tindaklanjut kegiatan tersebut hari ini yakni simulasi dan evaluasi bersama tim komite gabungan," tandasnya.

Gelar simulasi ISPS Code dilakukan dalam format table top, skenario ancaman yang disiapkan adalah berupa sabotase objek vital tersus migas Pertamina Wayame oleh orang tak dikenal.

Berdasarkan skenario yang sudah disiapkan, alur penanganan ancaman tersebut dilakukan. Mulai dari peningkatan level pengamanan hingga sampai penanganan jika terdapat korban. Semuanya dilakukan lewat komunikasi via handy talky dengan frekuensi khusus.

Kepala KSOP kelas I Ambon, Barlet mengakui, kegiatan simulasi yang dilakukan bukan hanya seremonial, tetapi harus dipertahankan, karena salah satu persyaratan pelabuhan tersus migas yang berlaku secara internasional.

"Pemberlakuan ISPS salah satunya telah dilakukan sesuai rencana, diharapkan kapal Internasional boleh sandar disisni, semoga hal ini membuat kita semua siaga jika ancaman terjadi paling tidak kita sudah tau apa yang harus dilakukan," katanya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017