Ambon, 13/12 (Antara Maluku) - Kepala PT Pertamina Cabang Ambon Tiara menyatakan tidak ada yang namanya terjadi kelangkaan BBM jenis premium di Kota Ambon, tetapi kalau dibilang terjadi antrian panjang di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) itu benar.

"Sampai sekarang ini stok bahan bakar minyak (BBM) baik itu Aftur, premium, pertamax, pertalite, minyak tanah, dan solar cukup aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Maluku terutama dalam menghadapi perayaan Natal Kristus 25 Desember 2017 dan memasuki tahun baru 2018.

Rinciannya, BBM jenis aftur terhitung sejak hari hingga 201 hari kedepan, itu berarti kurang lebih enam bulan kedepan. Stok aftur ini larinya ke dua penampung yakni di Bandara Pattimura dan satunya lagi di Kota Tual," ujarnya.

Memang frekuensi penerbangan menjelang perayaan Natal cukup tinggi pasti penyerapan ke minyak aftur cukup banyak, namun masyarakat tidak perlu takut sebab stoknya cukup banyak.

"Kemudian premium untuk 62 hari kedepan, itu berarti hingga akhir Januari juga stok masih tersedia, kemudian minyak tanah untuk 15 hari kedepan, dan untuk minyak tanah ini ada penambahan sekitar 14 juta liter lagi dan stoknya sudah ada di Ambon, kemudian solar untuk 22 hari kedepan, pertalite tujuh hari dan pertamax untuk 73 hari kedepan," ujarnya.

Jadi secara total stok BBM di Maluku bisa dikatakan aman karena cukup banyak, lanjutnya, itu dulu yang perlu kita luruskan.

Dia menjelaskan, kalau dibilang terjadi antrian panjang itu benar, dan saya juga saksikan sendiri, tetapi itu bukan lalu dikatakan bahwa terjadi kelangkaan premium.

"Karena itu informasi kelangkaan itu perlu diluruskan dulu, ia mencontohkan di dua SPBU di Kota Ambon yang sering terjadi antrian yang satu di kawasan pohon Pule dan satu lainnya di kawasan Kebun cengkih," ujarnya.

Yang jelas PT.Pertamina setiap hari menyalurkan premium ke setiap SPBU, dan itu juga bisa dibuktikan sekarang ini dimana stok bisa mengisi permintaan masyarakat hingga dua bulan kedepan.

Tiara mengatakan kenapa sampai antrian itu terjadi, dulu kedua SPBU itu punya sarana dan fasilitas hanya untuk pelayanan solar dan premium saja, jadi hanya dua jenis BBM saja, namun sekarang prodaknya bukan dua lagi tetapi lima, premium, pertalite, solar, pertamax, dan deslait.

"Tadinya di satu SPBU ada enam pompa untuk melayani dua jenis bahan bakar tadi, namun sekarang enam pompa itu harus dibagi kepada lima jenis prodak tersebut, apa yang terjadi, otomatis terjadi antrian pada saat penjualan sebab enam pompa itu dibagi-bagi," ujarnya.

Jadi petugas SPBU harus jeli, lanjutnya, pada saat penjualan atau pengisian terpaksa harus dibagi-bagi pompanya, nah itu yang menyembabkan terjadinya antrian.

"Untuk mengurangi antrian yang lebih panjang lagi setiap hari terutama pagi hingga malam hari hingga membuat kemacetan lalu lintas petugas di SPBU memilih untuk membagi waktu penjualan untuk premium, karena premium ini selalu diserbu oleh mobil-mobil angkutan kota (Angkot).

"Itu yang terjadi antrian, bukan kelangkaan premium, bahkan stok premium dijamin hingga dua bulan kedepan," ujarnya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017