Ambon, 10/1 (Antaranews Maluku) - Ketua Tim Sosialisasi Program Bios 44, Kolonel Inf. Kunto Arif Wibowo mengatakan, cairan Bios 44 dapat digunakan untuk menyuburkan lahan pertanian.

"Cairan Bios 44 berguna untuk mengurai tanah dari lahan yang tidak subur menjadi subur," kata Kolonel Kunto, yang juga Danrem 004/Garuda Dempo (Gapo) Kodam II/Sriwijaya, dalam kegiatan sosialiasai di Ambon, Rabu.

Putra Wakil Presiden RI Try Sutrisno itu mengatakan, ide awal munculnya Bios 44 dalam rangka mencegah kebakaran pada lahan yang mudah terbakar terutama lahan gambut dan selanjutnya berkembang digunakan untuk mengurai tanah tandus menjadi subur.

"Bios 44 merupakan cairan dari jenis perpaduan beberapa mikroorganisme yang disatukan berfungsi untuk memperkecil rongga-rongga yang ada lahan gambut dalam tempo tertentu. Cairan tersebut membuat lahan gambut tidak akan mudah terbakar," kata Kolonel Kunto.

Ia menjelaskan, dengan berkembangnya riset yang dilakukan oleh Team Gator (Gapo Army Team of Research), Bios 44 selain digunakan untuk mengatasi lahan gambut juga dapat dimanfaatkan untuk peningkatan hasil produksi di bidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Penyuburan tanah/lahan bekas tambang.

"Hasil penelitian menunjukkan mikroorganisme yang terkandung dalam Bios 44 membentuk proses biodegradasi dengan perantara enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme lain pendukung Bios 44 yang bersifat biokatalisator dan menghasilkan zat kapur yaitu kalsium karbonat (caco3) yang membentuk ikatan kimi antara butiran tanah sehingga mampu meningkatkan ph tanah hingga menjadi normal," ungkapnya.

Menurut Kolonel Kunto, Bios 44 merupakan gabungan mikroorganisme yang mampu memproduksi endospore yang tahan terhadap faktor lingkungan seperti panas, asam, dan garam serta dapat berada di dalam lingkungan ekstrem dalam jangka waktu yang lama.

"Endospore adalah zat yang dibentuk pada saat mikroorganisme stres terhadap asupan makanan, memungkinkan organisme Bios 44 untuk terus berada di dalam lingkungan sampai kondisi menjadi baik dan inilah kelebihan utama Bios 44 yang tidak dimiliki oleh banyak formulasi mikroorganisme pada umumnya," jelasnya.

Cairan Bios 44 yang sudah ditebar selama tiga bulan setelah dilakukan penyiraman akan membuat lahan menjadi subur dan bisa ditanami dengan berbagai tanaman dan tidak mudah terbakar.

Dalam kegiatan sosialisai itu dilakukan testimoni terkait dengan keberhasilan menggunakan Bios 44 untuk lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Tanaman cabe, jagung dan tanaman lainnya, sebelumnya kurang subur, tetapi setelah menggunakan Bios 44 menjadi subur.

Begitu juga tanaman karet, sawit dan lainnya sebelumnya kurang subur tetapi setelah menggunakan Bios 44 menjadi subur, termasuk ikan dan ternak sapi.

Kolonel Kunto mengakui, pihaknya sudah mengaplikasikan ke sejumlah wilayah, terakhir digunakan untuk mendukung program "Citarum Harum" yang diselenggarakan oleh Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat, untuk menormalisasikan air sungai termasuk dampak limbah merkuri dan kotoran hewan-hewan.

Kemudian di Goa, Sulawesi Selatan, digunakan untuk perkebunan dan peternakan. Di Aceh juga untuk perkebunan. Sedangkan untuk wilayah Jawa, seperti di Jawa Tengah dan Jawa Barat, digunakan untuk tambak udang, pertanian dan peternakan.

"Di Bangka Belitung kita mengolah lahan eks tambang timah untuk pertanian. Ada peningkatan produksi, walaupun belum meluas," katanya. 

Ketua Tim Sosialisasi Program Bios 44, Kolonel Inf. Kunto Arif Wibowo menerima cinderamata dari Pangdam PPattimura, Mayjen TNI Suko Pranoto dalam kegiatan sosialisasi program tersebut di Ambon, Rabu (10/1) (Rofinus E. Kumpul)

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018