Ambon, 12/2 (Antaranews Maluku) - Pemerintah Provinsi Maluku menandatangani deklarasi bersama membangkitkan ekspor dengan sejumlah pemangku kepentingan, di Ambon, Senin.

Deklarasi bersama membangkitkan ekspor menuju Maluku Jaya itu ditandatangani Gubernur Maluku Said Assagaff, General Manager Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Pattimura Amiruddin Florensius, General Manager Pelindo IV Cabang Ambon Adi Novi Wahyudi, Danlanud Pattimura Kol Pnb Antariksa Anondo, Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Maluku Hamzah, Kakanwil Bea dan Cukai Maluku Finari Manan, dan Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Jumrin.

Selain itu, Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon AAC Syahid, Kadis Perhubungan Maluku Frans Papilaya, Kadis Perindag Maluku Elvis Pattiselano serta Kadis Kelautan dan Perikanan Maluku Romelus Far Far.

Deklarasi bersama itu menjamin kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan, pengurusan dokumen serta perizinan, melayani ekspor 24 jam sehari dan tujuh hari sepekan, menyelenggarakan proses bisnis yang bersih dan bebas dari pungutan liar serta mendorong kesinambungan kinerja ekspor dengan memberikan prioritas pelayanan maupun fasilitas.

Gubernur Said mengapresiasi kinerja dari tim ekspor Maluku, baik melalui Pelabuhan Yos Sudarso Ambon maupun Bandara internasional Pattimura Ambon.

"Tim ini sudah siap di Bandara internasional Pattimura Ambon setiap pukul 04.30 WIT dengan pengurusan pengangkutan ikan di pesawat hanya 1 jam 20 menit," ujarnya pula.

Gubernur mengemukakan, para pengusaha di Jakarta meminati potensi ikan Maluku saat ini mencapai 3,1 juta ton/tahun, dan baru dimanfaatkan 560.000/tahun.

"Potensi perikanan ini bila dikelola 1 juta ton per tahun saja, maka bisa merekrut 100.000 tenaga kerja sehingga memberikan kontribusi bagi pengurangan angka pengangguran dan mengurangi tingkat kemiskinan," katanya lagi.

Karena itu, organisasi perangkat daerah (OPD) teknis diinstruksikan membina para nelayan secara optimal agar ikan yang dijual kepada PT Harta Samudera memenuhi standar ekspor.

"Terobosan ini agar ekspor ikan haruslah mendapatkan dokumen dari daerah ini, karena selama ini memanfaatkan kota tujuan antarpulau yakni Surabaya, Jawa Timur maupun Denpasar, Bali," kata Gubernur pula.

PT Harta Sumudera melakukan ekspor perdana ke Sidney, Australia pada 16 Januari 2018 dan Singapura 1 Februari 2018 dengan memanfaatkan jasa maskapai penerbangan Garuda Indonesia.

Ekspor ikan tuna segar sirip kuning (yellowfin) ke Sydney lebih dari sepuluh kilogram, sedangkan ke Singapura 54 kg.

Sedangkan melalui Pelabuhan Yos sudarso Ambon pada 11 Februari 2018 diekspor sebanyak 12 ton tujuan Vietnam.

Sebeumnya, Sales Manager PT Garuda Indonesia Cabang Ambon Agny Gallus Pratama mengemukakan, manajemennya memprogramkan mengekspor satu ton ikan tujuan Singapura.

"Mudah-mudahan dua pekan lagi bisa direalisasikan ekspor dalam jumlah satu ton tersebut," katanya lagi.

Agny mengakui, ekspor langsung yang dilakukan tidak terlepas dari sinergi Garuda Indonesia dengan Bea Cukai, Stasiun Karantina, PT Angkasa Pura Bandara Pattimura Ambon, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku.

Sebelumnya proses ekspor produk perikanan ke negara tujuan melalui rute Ambon-Jakarta atau Surabaya.

Banyak produk dari Maluku menjadi komoditas ekspor, tetapi proses pengepakan akhirnya selalu dilakukan di luar daerah, sehingga nilai ekspornya menjadi miliki daerah tersebut.

"Kami siap mengoperasikan pesawat ke negara tujuan melalui Jakarta, karena bila dikirim ke Makassar, Surabaya atau Jakarta harus dikemas ulang sehingga nilai ekspornya menjadi milik daerah itu," ujar Agny pula.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018