Ada yang menarik pada acara HUT Ke-10 TV One yang digelar di Jakarta, Rabu (14-2-2018) malam, ketika Herman Koedoeboen dan Abdullah Vanath tampak hadir mengisi kursi undangan.

Entah gerangan apa yang membuat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku periode 2018 s.d. 2023 itu berada di sana? Kehadiran mereka pada acara bertema jaga persatuan pada tahun politik itu menjadi semacam deklarasi bahwa pasangan berjargon "HEBAT" itu akhirnya lolos menjadi peserta pilkada serentak.

HEBAT akan bertarung melawan pasangan Santun (Said Assagaff/Anderias Rentanubun) dan Murad Ismail/Barnabas Orno yang mengusung nama populer "Baileo".

Said Assagaff adalah petahana Gubernur Maluku, Anderias Rentanubun petahana Bupati Maluku Tenggara, Murad Ismail adalah mantan Kakor Brimob Polri, dan Barnabas Orno petahana Bupati Maluku Barat Daya.

Sementara itu, Herman Koedoeboen adalah mantan Inspektur IV Jaksa Agung Muda Pengawasan Kejaksaan Agung RI, Abdullah Vanath mantan Bupati Seram Bagian Timur dua periode (2005 s.d. 2015).

Said sebelumnya adalah Wakil Gubernur Maluku pada masa pemerintahan Karel Albert Ralahalu periode kedua.

Pada Pilkada 2013, Said berpasangan dengan Zeth Sahuburua dan mengalahkan pasangan Herman Koedoeboen/Daud Sangaji (Mandat) yang tersisih di putaran pertama, dan pasangan Abdullah Vanath/Marten Maspaitella (Damai) di putaran kedua.

Kali ini, di luar Murad Ismail yang juga mantan Kapolda Maluku dan Barnabas Orno, orang menilai langkah "gabung jurus" (memadukan kekuatan Mandat dan Damai) dilakukan Herman Koedoeboen dan Abdullah dalam pertarungan kedua mereka di ajang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku.

Melihat segi pengalaman yang dimiliki oleh para kandidat gubernur maupun wakil gubernur tersebut, bisa diramalkan pertarungan akan berlangsung sengit, masing-masing pasangan bersama tim suksesnya akan kerja ekstra keras dalam upaya menarik simpati dan dukungan suara pemilih untuk keluar sebagai pemenang.


Jalur Independen

Berbeda dari sebelumnya, pilkada untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku tahun ini diwarnai penampilan kandidat dari jalur perseorangan atau independen, yakni Herman Koedoeboen dan Abdullah Vanath.

Pasangan yang mengusung slogan "Koalisi Rakyat" itu maju ke kontestasi dengan total dukungan sah sebanyak 145.414 suara (KTP).

Majunya Herman/Vanath bisa dikatakan tidak mudah. Mereka sempat mengajukan protes hingga akhirnya Bawaslu Provinsi Maluku menggelar sidang lantaran berkas dukungan bagi mereka pada tahap pertama awal pendaftaran untuk calon dari jalur perseorangan dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh KPU dan ditolak.

Pada verifikasi faktual tahap pertama, pasangan itu hanya dinyatakan mendapat dukungan sah sebanyak 71.485, sementara syarat minimal ditetapkan sebanyak 122.895 KTP.

Sidang berlangsung cukup alot selama tiga kali. Akhirnya, Bawaslu memutuskan untuk memberi kesempatan bagi HEBAT untuk melengkapi syarat dukungan.

Memanfaatkan waktu yang diberikan, Herman/Vanath bersama tim suksesnya berhasil mengumpulkan tambahan dukungan sebanyak 73.929, sehingga total dukungan sah sebanyak 145.414 atau melebihi syarat minimal dukungan yang disyaratkan.

Adapun dukungan partai politik sepenuhnya tersalur kepada dua pasangan lain, yakni Santun dan Baileo.

Santun didukung koalisi Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Demokrat dengan total keterwakilan 18 kursi di DPRD Maluku.

Adapun Baileo didukung PDI Perjuangan, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hati Nurani Rakyat, PKPI, total keterwakilan sebanyak 27 dari 45 kursi DPRD Maluku.

. Dari kiri ke kanan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Said Assagaff-Andereas Rentanubun, Murad Ismail-Barnabas Orno, Herman Koedoeboen-Abdullah Vanath, Komisioner KPU Maluku Divisi Logistik Iriane Ponto dan Sekretaris KPU Provinsi Maluku M Ali Masuku saat rapat pleno KPU Provinsi Maluku dengan agenda pengundian nomor urut Pilkada Provinsi Maluku di Swiss-belhotel, Ambon, Maluku, Selasa (13/2). Pengundian tersebut menempatkan pasangan Said Assagaff-Andereas Rentanubun pada nomor urut satu, Murad Ismail-Barnabas Orno pada nomor urut dua dan Herman Koedoeboen-Abdullah Vanath pada nomor urut tiga. (Izaac Mulyawan) (Izaac Mulyawan/)

Siap berlaga

Tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, yakni Santun dengan slogan "Bersatu Bangun Negri", Baileo dengan slogan "Maluku Bisa", dan HEBAT dengan slogan "Kuat Bersama Rakyat" sudah siap berlaga di pilkada yang hari-H pencoblosannya pada tanggal 27 Juni 2018.

KPU Provinsi Maluku dalam Pleno penetapan pasangan calon tanggal 12 Februari 2018 menyatakan berkas dari seluruh kandidat telah memenuhi syarat. Sehari sesudahnya, bertempat di Swiss Belhotel Ambon, digelar rapat pleno terbuka dengan agenda pencabutan nomor urut peserta pilkada.

Rapat yang dihadiri pimpinan TNI dan Polri serta Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, ketua tim dan pendukung pasangan calon, pimpinan partai politik pengusung, tokoh masyarakat, dan tokoh agama tersebut mendapat pengamanan ketat puluhan aparat gabungan TNI dan Polri.

Rapat yang dipimpin Ketua KPU Provinsi Maluku Syamsul Rifan dihadiri seluruh anggota KPU Provinsi Maluku serta pimpinan dan anggota Bawaslu Provinsi Maluku, dan tiga pasangan calon.

KPU setempat memberlakukan dua metode pengambilan nomor urut, yakni pasangan calon mendaftar pertama mendapat kesempatan lebih dahulu mengambil nomor antrean, selanjutnya pengambilan nomor urut dilakukan berdasarkan nomor antrean.

Pasangan Santun lebih dahulu diberikan kesempatan mengambil nomor antrean, kemudian BAILEO dan HEBAT.

Masing-masing pasangan dipersilakan mengambil "bola putih" yang di dalamnya terdapat nomor urut, lalu membukanya secara bersama-sama. Hasilnya pasangan Santun memperoleh nomor urut 1, Baileo nomor urut 2, dan HEBAT nomor urut 3.

Hasil pencabutan nomor urut itu ditetapkan dengan Surat Keputusan No.187/HK.03.1-Kpt/81/PROV/II/2018 tentang Penetapan Nomor Urut dan Daftar Pasangan Calon pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Tahun 2018.

Nomor urut yang telah diperoleh ketiga pasangan calon akan digunakan pada masa kampanye yang ditetapkan mulai 15 Februari hingga 23 Juni 2018 maupun penyediaan surat suara serta ditempelkan pada setiap TPS di desa maupun kelurahan.

. Presiden Joko Widodo saat berada di Ambon dalam rangka penyerahan sertifikat tanah sempat mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga kerukunan dan persaudaraan pada tahun politik Pilkada, Pemilu Legislatif dan Pilpres. (Izaac Mulyawan)
Jaga Kerukunan

Maluku termasuk salah satu daerah yang terpeta sebagai rawan konflik pilkada. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran bagi para kandidat, pendukung, dan simpatisan untuk secara bersama menjaga pesta demokrasi di provinsi ini agar dapat berjalan lancar, aman, dan menyenangkan, bukan sebaliknya menjadi ajang pertikaian.

Pesan pilkada damai itu disampaikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo yang kebetulan sedang melakukan kunjungan kerja di Maluku pada tanggal 14 s.d. 15 Februari 2018.

"Jangan sampai karena pilihan gubernur, bupati, dan wali kota, karena beda pilihan politik jadi tidak rukun antartetangga antarkampung," kata Presiden saat acara penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Desa Hattu, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (14-2-2018).

Menurut Presiden, pada tahun ini musimnya pemilihan bupati, wali kota, dan gubernur, dan Indonesia merupakan negara yang majemuk, beragam, beda suku, agama, dan ras. Oleh karena itu, masyarakat diingatkan agar tidak mengorbankan tali persaudaraan hanya karena berbeda pilihan dalam pilkada.

"Terlalu mahal biayanya untuk menyelesaikan pertikaian antarwarga. Silakan pilih bupati, wali kota, dan gubernur yang paling baik. Setelah itu, rukun kembali, jangan sampai bapak dan ibu dikompori oleh politikus," kata Presiden.

KPU telah membuat keputusan, peserta pilkada untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku serta waktu kampanye sudah ditetapkan. Pilihan kini ada pada masyarakat yang pada waktunya nanti akan memberikan dukungan kepada calon yang mereka anggap baik dan mampu membawa daerah ini lebih maju dan sejahtera pada masa mendatang.

Sedikitnya, ada tiga persoalan besar yang akan dihadapi oleh siapa pun yang bakal keluar sebagai pemenang dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku 2018, yaitu status provinsi berjuluk negeri raja-raja ini yang berdasarkan data BPS masih berada pada posisi ke-4 termiskin di Tanah Air, kemudian pengelolaan Blok Migas Masela, dan peningkatan DAK dan DAU yang mempertimbangkan potensi daerah yang kaya, terutama di bidang perikanan dan pertambangan.

Semua masalah tersebut hanya bisa diselesaikan dengan baik apabila rakyat Maluku bersatu, tidak terpecah-pecah karena kepentingan-kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan.

Jadi, seperti dikatakan Presiden, jangan mau dikompori politikus, jaga kerukunan dan tali persaudaraan.


Video pengamanan Pilkada Maluku


Pewarta: John Nikita Sahusilawane

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018