Saumlaki, 9/3 (Antaranews Maluku) - Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Piterson menyatakan pemerintah setempat sedang mengatasi masalah kelangkaan beras, menyusul terlambatnya pasokan dari luar daerah itu.

"Kelangkaan beras terjadi beberapa terakhir, dan Disperindag MTB sedang melakukan pendataan stok di gudang para distributor," katanya, dikonfirmasi Jumat.

Ia mengatakan kelangkaan beras diketahui dari hasil operasi pasar untuk mengecek ketersediaan beras di pedagang besar dan pengecer.

Sesuai laporan Disperindag, saat ini tinggal 1 ton lebih beras yang tersedia di gudang distributor, sementara di pengecer masih dalam proses pendataan.

Menurut Piterson, pemilik Toko Sinar Mas, salah satu distributor di Saumlaki, telah melaporkan bahwa pasokan beras dari Surabaya, Jawa Timur, baru akan tiba di Saumlaki sepuluh hari mendatang.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkab MTB telah melakukan rapat dengar pendapat dengan para distributor dan pengusaha di kota Saumlaki, dan seterusnya bersama dengan DPRD mencari solusi penanganannya.

"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk mengantisipasi kondisi saat ini. Selain itu saya sudah perintahkan Asisten I untuk mengecek Camat Tanimbar Utara agar jika ada kelebihan beras di sana maka sebagian diarahkan ke Saumlaki untuk mengantisipasi kelanggkaan hingga beberapa hari mendatang," katanya.

Kelangkaan beras mengakibatkan terjadi lonjakan harga dimana harga per karung beras melonjak, dari biasanya Rp270.000 per karung (20 kg) menjadi Rp320.000.

Sekda Piterson menyatakan, untuk membantu masyarakat, Pemkab MTB akan melakukan penjualan beras murah pada hari ini, sekitar pukul 13.00 WIT, bertempat di Taman Kota, jalan Ir. Soekarno, Saumlaki.

Setiap kepala keluarga diberikan jatah 1 karung beras 15 kg seharga Rp150.000 dengan syarat harus menunjukkan kartu keluarga asli saat membeli beras.

Beras tersebut diambil dari stok pada Dinas Ketahanan Pangan MTB.

Sesuai rencana, akan ada distribusi beras dari Bulog Tual ke Saumlaki dengan menggunakan KM. Feri dalam beberapa hari mendatang.

Pantauan Antara, sejumlah wilayah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) sepekan terakhir mengalami krisis pangan beras.

Sejumlah pemilik toko di kota Saumlaki, sebagai pusat perdagangan di kabupaten itu saat dikunjungi mengakui jika terjadi kekosongan stok beras di gudang mereka karena tidak tersedianya beras di gudang milik distributor.

"Kami punya stok sudah habis, dan kalau yang ada lima karung itu sudah dibeli orang. Nah, kalau di Saumlaki saja sudah habis terjual, bagaimana lagi dengan kondisi yang ada di desa-desa se kabupaten ini?. kata pemilik toko Berkat di Saumlaki.

Beberapa pemilik toko di pasar Omele, desa Sifnana di kecamatan Tanimbar Selatan saat ditemui mengakui hal yang sama. Tak ingin namanya diberitakan, para pemilik toko menyatakan bahwa kelangkaan ini telah terjadi semenjak akhir pekan kemarin dan mereka menduga kalau kondisi ini akan terus dialami hingga sebulan mendatang.

"Saya sudah tanya distributor beras di Saumlaki, katanya di Surabaya itu harga beras masih tinggi sehingga mereka belum bisa beli. Ini bertalian dengan hitungan untung dan rugi saat dijual di sini nanti," katanya.

Devota (36), warga desa Alusi Krawain, kecamatan Kormomolin menyatakan bahwa sejumlah pedagang di desanya saat ini tidak ada lagi yang menjual beras karena belum ada pasokan beras yang masuk di wilayah itu.

Pewarta: Simon Lolonlun

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018