Buru Selatan, 15/3 (Antaranews Maluku) - Komite Internasional Palang Merah (International Committee of the Red Cross - ICRC) Indonesia menyatakan penderita katarak di Kabupaten Buru Selatan masih terbilang tinggi.

"Hasil observasi yang kami lakukan di dokter-dokter mata di Ambon, ternyata masih banyak pasien mata dari Kabupaten Buru," kata Menejer Program Kerjasama ICRC Indonesia Freddy Nggadas di Namrole, Rabu.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, kata dia, ICRC dan PMI memutuskan untuk kembali menggelar bakti sosial operasi katarak dan pemdi Kabupaten Buru Selatan pada 14 hingga 17 Maret 2018, guna menurunkan jumlah penderita di daerah itu.

Dua tahun sebelumnya lembaga kemanusiaan tersebut pernah menggelar kegiatan yang sama di sana. Saat itu masyarakat yang memeriksakan matanya mencapai 1.327 orang, 117 orang di antaranya menjalani operasi katarak dan 400an orang diberi kacamata baca.

Masih sama dengan sebelumnya, baksos yang digelar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Namrole tersebut, kembali menghadirkan spesialis mata, Elna Anakotta dari RSUD dr. M. Haulussy Ambon dan Miranda Therik-Johannes dari RSUD Ba`a Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.

"Sebenarnya ada dua daerah yang banyak pasien katarak, Buru dan Buru Selatan. Kami memilih Buru Selatan karena baru-baru ini baksos operasi katarak juga telah dilaksanakan oleh TNI di Kabupaten Buru," ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan Ibrahim Banda dalam kesempatan yang berbeda mengatakan sebagian besar masyarakat di Buru Selatan, terutama di pedesaan bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan.

Dalam menjalani aktivitas pekerjaan tersebut, masyarakat sering kali bersentuhan langsung dengan debu, asap, sinar matahari langsung dan sebagainya yang dapat menyebabkan iritasi atau gangguan mata hingga berdampak pada timbulnya katarak.

Karena itu, adanya baksos operasi katarak dan pembagian kacamata baca gratis kepada masyarakat oleh ICRC dan PMI, Pemerintah Buru Selatan, khususnya Dinas Kesehatan, kata Ibrahim, merasa sangat terbantu.

"Di sini cukup tinggi karena selain faktor usia, pola hidup dan ketidaktahuan masyarakat terhadap katarak itu sendiri. Kami dari Dinas Kesehatan merasa sangat terbantu dengan baksos ini karena kami belum memiliki spesialis mata," ujarnya.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018