Ambon (ANTARA) -
Tingkat kebutaan di provinsi Maluku mencapai 2,6 persen atau mendekati angka rata-rata nasional sebesar tiga persen pada 2019.
"Tingkat kebutaan di Maluku mencapai 2,6 persen karena seiring bertambah usia maka beresiko terkena penyakit mata seperti katarak," kata Kepala Balai kesehatan mata Ambon - Vlissingen, Daniel Siegers, Minggu.
Ia mengatakan, semua orang berpotensi mengalami gangguan kesehatan mata yang dimulai dari usia 30-40 tahun sehingga membutuhkan kacamata untuk membaca, di mana pada usia 50 tahun mulai mengalami katarak.
Semua orang beresiko terkena katarak. Katarak sama dengan rambut putih ketika memasuki usia 50 tahun. Katarak bisa mengakibatkan kebutaan sehingga produktifitas menurun.
"Penyakit mata tidak bisa dihindari, semua orang akan mengalaminya dan suka atau tidak suka akan bertemu dengan dokter mata," katanya.
Daniel menjelaskan, menekan angka kebutaan salah satu cara melalui operasi katarak, karena itu Pemerintah Kota Ambon menyiapkan fasilitas kesehatan khususnya kesehatan mata.
Mengatasi masalah kebutaan dibangun balai kesehatan mata untuk melayani pasien yang mengalami gangguan kesehatan mata melalui operasi katarak, maupun pelayanan mata lainnya.
Balai kesehatan mata merupakan bentuk kerja sama kota (sister city) Ambon dan Vlissingen, Belanda yang telah terjalin sejak 2006.
Balai kesehatan mata melayani pasien bukan hanya warga kota Ambon tetapi dari kabupaten dan kota lain di Maluku.
"Operasi katarak gratis juga dilakukan setiap tahun melibatkan tim dokter Belanda dan melayani ratusan warga. Pada 2019 operasi gratis katarak akan dilaksanakan Oktober 2019," tandasnya.