Ambon, 20/3 (Antaranews Maluku) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku menggelar disemilasi kajian perkembangan ekonomi Keuangan Regional provinsi setempat Triwulan IV Tahun 2017.
Disemilasi kajian perkembangan ekonomi Keuangan Maluku yang berlansung di Ambon, Selasa, diikuti 100 peserta menghadirkan Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, Bambang Pramasudi sebagai pembicara.
Bambang mengatakan, BI secara rutin setiap triwulan mengadakan kajian mengenai perkembangan ekonomi Maluku, baik dari sisi indikator pertumbuhan ekonomi maupun inflasi termasuk perkembangan sistem perkembangan keuangan daerah.
BI juga menyosialisasikan sistem pembayaran serta hasil kajian BI Maluku triwulan IV 2017, khusus untuk indikator tertentu sampai pada posisi terakhir yaitu Februari 2018.
"Kegiatan ini dimaksudkan agar pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) atau organisasi perangkat daerah (OPD), maupun lembaga vertikal semakin memahami mengenai permasalahan tidak hanya kondisi perkembangan Maluku, tetapi juga tantangan permasalahan untuk dicarikan solusinya," ujar Bambang.
Peserta Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku yang diselenggarakan Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku di Ambon, Selasa (20/3) (John Nikita Sahusilawane)
Ditanya terkait inflasi, dia menjelaskan, Maluku pada Januari-Februari 2018 ada tren kenaikan sebesar 1,23 persen, penyumbangnya adalah di Kota Ambon dan Kota Tual.
Di Kota ambon, kenaikan inflasi lebih ke masalah ikan segar dan sayur-sayuran sedangkan Tual dari lima komoditas penyumbang utama tiga diantaranya terkait dengan ikan.
Sedangkan pada triwulan IV terjadi, cenderung mengalami penurunan dibanding triwulan III, terutama pada beberapa sektor seperti pertanian serta kelautan dan perikanan.
"Dari sisi penawaran di sektor pertanian dan perikanan cenderung menurun, karena faktor cuaca yang kurang bersahabat sehingga produksi meskipun sedikit meningkat tetapi pertumbuhannya mengalami penurunan," tandas Bambang.
