Ambon, 4/4 (Antaranews Maluku) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Provinsi Maluku pada Februari 2018 mencapai 42,99 juta dolar AS atau terjadi kenaikan sekitar 108,07 dibanding Januari 2018 yang sebesar 20,66 juta dolar AS.

Secara kumulatif nilai impor Maluku Januari-Februari 2018 mencapai 63,65 juta dolar AS, atau meningkat 26,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017," kata Kepala BPS Provinsi Maluku Dumangar Hutauruk di Ambon, Rabu.

Dia mengatakan, selama Januari-Februari 2018 negara asal impor Maluku Singapura dan republik Jerman. Impor terbesar berasal dari Singapura dengan nilai 55,99 juta dolar AS.

"Komoditi yang di impor selama periode Januari-Februari berasal dari sektor migas dan non migas, dimana sektor migas masih menjadi sektor utama impor Maluku yakni 55,99 juta dolar AS atau sekitar 87,96 persen," ujarnya.

Sedangkan jenis komoditi barang non migas yang di impor, lanjutnya, yakni konektor untuk serat optik atau kabel dan kabel serat optik bawah air.

Menurutnya, komoditas migas yang di impor pada periode Januari- Februari 2018 adalah komoditi bahan bakar mineral yakni minyak ringan dan preparatnya, tidak di campur, minyak ringan dan preparatnya dari RON-tidak di campur serta bahan bakar turbin pesawat terbang (bahan bakar jet) yang mempunyai titik nyala 23 derajat celsius atau lebih.

"Pelabuhan bongkar barang impor Maluku pada Februari 2018 adalah pelabuhan Yos Soedarso Ambon dengan nilai impor meningkat 108,07 persen di banding Januari 2018," ujarnya.

Jadi selama Februari tidak ada bongkar barang impor melalui pelabuhan Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), pelabuhan Tual (Maluku Tenggara) maupun Bandar Udara Internasional Pattimura di Desa Laha.

Dengan demikian secar komulatif Januari-Februari 2018, menurut Dumangar, impor melalui pelabuhan Yos Soedarso Ambon mencapai 63,65 juta dolar AS atau meningkat 26,83 persen dibanding periode yang sama tahun 2017.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018