Ternate, 21/4 (Antaranews Maluku) - Alien Mus awalnya meniti karier sebagai Publik Relation di Garuda Indonesia dan kemudian pindah ke Hotel Niko Jakarta dengan jabatan yang sama, karena latar belakang pendidikannya sebagai alumni Fakultas Komunikasi Universitas Al-Azhar.
Perempuan kelahiran Desa Gela Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara (Malut) pada 8 Agustus 1987 itu kemudian terinspirasi untuk beralih ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) Partai Golkar untuk DPRD Malut pada pemilu legislatif tahun 2014.
"Semangat Kartini dalam memperjuangkan emansipasi kaum perempuan menjadi inspirasi saya saat itu untuk mulai pula menjajaki dunia politik dan ternyata saya berhasil, bahkan mendapat kepercayaan untuk menjadi Ketua DPRD Malut," kata ibu dua putri itu.
Istri dari Denis Teste, warga negara Prancis itu mengaku setelah menjadi anggota legislatif dengan jabatan Ketua DPRD memberi tantangan tersendiri sekaligus peluang untuk perjuangkan kepentingan masyarakat, termasuk kepentingan kaum perempuan.
Perempuan yang fasih bahasa Inggris dan Mandarin itu dalam berbagai kesempatan selalu menyemangati para perempuan di Malut untuk menunjukkan kiprahnya dalam berbagai bidang, termasuk di bidang politik, karena regulasi yang ada sekarang memberi peluang luas bagi perempuan untuk terlibat di bidang politik.
"Dulu ketika penentuan caleg yang lolos menjadi anggota DPRD menggunakan sistem nomor urut, jarang sekali perempuan bisa lolos, karena selalu ditempatkan pada nomor urut bawa, tetapi sekarang dengan menggunakan sistem terbuka sangat memungkinkan perempuan untuk lolos menjadi anggota legislatif, meski berada di nomor urut bawah," ujar Ketua DPD Partai Golkar Malut itu.
Namun, dia mengingatkan kepada kaum perempuan jika ingin berkiprah di bidang politik, termasuk bidang lainnya harus berupaya meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta tidak melupakan kodrat sebagai perempuan menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT).
"Perempuan harus diberi ruang untuk berinovasi dan kreatif dalam berbagai bidang mulai dari ekonomi, sosial, budaya hingga politik agar perempuan dan laki-kali bisa setara," kata mantan Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa Al-Azhar itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
Perempuan kelahiran Desa Gela Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara (Malut) pada 8 Agustus 1987 itu kemudian terinspirasi untuk beralih ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) Partai Golkar untuk DPRD Malut pada pemilu legislatif tahun 2014.
"Semangat Kartini dalam memperjuangkan emansipasi kaum perempuan menjadi inspirasi saya saat itu untuk mulai pula menjajaki dunia politik dan ternyata saya berhasil, bahkan mendapat kepercayaan untuk menjadi Ketua DPRD Malut," kata ibu dua putri itu.
Istri dari Denis Teste, warga negara Prancis itu mengaku setelah menjadi anggota legislatif dengan jabatan Ketua DPRD memberi tantangan tersendiri sekaligus peluang untuk perjuangkan kepentingan masyarakat, termasuk kepentingan kaum perempuan.
Perempuan yang fasih bahasa Inggris dan Mandarin itu dalam berbagai kesempatan selalu menyemangati para perempuan di Malut untuk menunjukkan kiprahnya dalam berbagai bidang, termasuk di bidang politik, karena regulasi yang ada sekarang memberi peluang luas bagi perempuan untuk terlibat di bidang politik.
"Dulu ketika penentuan caleg yang lolos menjadi anggota DPRD menggunakan sistem nomor urut, jarang sekali perempuan bisa lolos, karena selalu ditempatkan pada nomor urut bawa, tetapi sekarang dengan menggunakan sistem terbuka sangat memungkinkan perempuan untuk lolos menjadi anggota legislatif, meski berada di nomor urut bawah," ujar Ketua DPD Partai Golkar Malut itu.
Namun, dia mengingatkan kepada kaum perempuan jika ingin berkiprah di bidang politik, termasuk bidang lainnya harus berupaya meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta tidak melupakan kodrat sebagai perempuan menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT).
"Perempuan harus diberi ruang untuk berinovasi dan kreatif dalam berbagai bidang mulai dari ekonomi, sosial, budaya hingga politik agar perempuan dan laki-kali bisa setara," kata mantan Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa Al-Azhar itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018