Ambon, 9/5 (Antaranews Maluku) - Analis Eksekutif Senior Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan IV Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Roberto Akiwen mengatakan usaha mikro di Ambon, Maluku belum berkembang secara baik.

"Tantangan untuk meningkatkan pembiayaan atau permodalan di Ambon menghadap kendala karakteristik wirausaha yang relatif belum berkembang dengan baik, sehingga perlu terus didorong," katanya pada Acara Lokakarya Pengelolaan Keuangan Mikro ASBANDA (Asosiasi Bank Pembangunan Daerah) se Indonesia Timur, di Hotel The Natsepa, Selasa.

Karena itu, sebagai Penugasan Khusus Koordinator Program Transformasi Bank Pembangunan Daerah (BPD), Roberto mendorong Bank Maluku dan bank lain agar bisa tumbuh lebih cepat.

"Saat ini memang Bank Maluku dan BPD yang lain sudah bertumbuh dan berkembang tetapi kecepatan pertumbuhan belum sesuai yang diharapkan, padahal industri jasa keuangan dan bank-bank di luar BPD mampu bertumbuh lebih cepat, sehingga konsekwensinya tingkat kompetensi atau persaingan semakin ketat," katanya.

Karena itu, BPD Maluku harus berbenah sehingga bisa mampu eksis dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, dengan membina Sumber Daya Manusia (SDM) karena apapun instrumen kelembagaan yang disiapkan tanpa SDM yang andal bisa bekerja dengan baik.

Menurut Roberto, usaha mikro mempunyai dua sifat yakni intermediasi keuangan atau fungsi perantara untuk menyediakan pembiayaan termasuk permodalan dan kedua intermediasi sosial.
 
Analis Eksekutif Senior Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan IV Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Roberto Akiwen (tengah) bersama Kepala OJK Maluku, Bambang Hermanto (Rofinus E. Kumpul)

"Indonesia Timur memang ada kendala yang fundamental yakni karakter sebagai wirausaha, padahal kita sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar dan mampu menyediakan berbagai produk yang bernilai ekonomi tinggi," ujarnya.

Produk-produk yang bernilai ekonomi tinggi adalah rempah-rempah termasuk pariwisata dan lainnya, tetapi kita belum mampu untuk mengelolanya, termasuk lembaga-lembaga jasa keuangan untuk membiayainya.

"Kapasitas kita untuk mengelola permodalan kemudian mengkapitalisasikan menjadi usaha yang bisa tumbuh dan berkembang memang belum maksimal. Karena itu OJK tidak bisa sendiri, perlu ada dukungan dari lembaga pemerintah dan perguruan tinggi untuk mempersiapkan, memperkenalkan serta memberi contoh-contoh terbaik tentang bagaimana menjalankan usaha mikro," jelasnya.

Karena itu, dari sisi pembiayaan perlu mendorong lembaga-lembaga jasa keuangan untuk mendukung berbagai kegiatan agar semakin mampu untuk menyediakan pembiayaan dengan memenuhi semua ketentuan yang berlaku.

"Sebenarnya dari sisi ketersediaan pembiayaan tidak ada masalah karena dana cukup tersedia dan skema-skema pembiayaan yang ringan juga ada, tinggal para pelaku usaha mikro apakah bisa untuk mengakses mendapatkan permodalan," kata Roberto.

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018