Ambon, 26/5 (Antaranews Maluku) - Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Maluku menggelar kegiatan berbuka puasa bersama dengan anak-anak yatim piatu dari Panti Asuhan Al Istiqamah Talake, Sabtu.

Digelar di kantor PWI Maluku, kegiatan berbuka puasa bersama tersebut juga dihadiri oleh Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku Ustadz Abdul Karim Tawaulu.

Dalam kesempatan itu, tidak hanya berbuka puasa bersama, pengurus PWI Maluku juga memberikan santunan berupa paket alat tulis dan uang kepada sejumlah anak yatim piatu yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Ketua PWI Provinsi Maluku Izaac M. Tulalessy mengatakan sejak dilantik pada 14 Mei 2018, ini adalah kali pertama pengurus PWI Maluku secara resmi menggelar pertemuan bersama.

Karena itu acara berbuka puasa tersebut merupakan ajang silaturahmi, tidak hanya bagi seluruh pengurus PWI Maluku, tapi juga berbagi kasih dengan anak-anak yatim.

Kendati digelar sederhana, Izaac berharap silaturahmi tersebut dapat dimaknai sebagai pertemuan untuk mempererat jalinan persaudaraan dan keakraban sebagai orang bersaudara.

"Kegiatan buka puasa bersama ini merupakan pertemuan pertama bagi pengurus PWI Maluku sejak pelantikan beberapa waktu lalu. Kami berharap ke depannya silaturahmi ini dapat terus dilaksanakan," ucapnya.

Senada dengan Izaac, menurut Ustadz Abdul Karim Tawaulu dalam ceramahnya, Ramadan di Maluku, khususnya Kota Ambon memiliki nuansa tersendiri, Ramadan tidak dipandang sebagai hanya milik umat muslim tapi juga non muslim.

Hal ini terlihat jelas dari aktivitas membeli hidangan berbuka puasa yang ramai dijual menjelang magrib, tidak hanya dilakukan oleh umat muslim yang menjalankan ibadah puasa, tapi juga umat beragama lainnya.

"Sama halnya seperti pepatah kita, potong di kuku rasa di daging. Wujud keberagaman kita orang bersaudara di Maluku, Ramadan bukan hanya milik yang muslim saja tapi juga yang lainnya," ucapnya.

Ustadz Abdul juga mengapresiasi insiatif pengurus PWI Maluku yang melibatkan anak-anak yatim dalam kegiatan berbuka puasa dan menyantuni mereka.

Dikatakannya anak yatim dalam perspektif Islam memiliki tempat yang istimewa. Tidak kurang dari 23 kali Alquran menyebutnya dalam berbagai konteks, delapan kali dalam bentuk mufrad, satu kali mustsanna dan 14 kali dalam bentuk jama`.

Keseluruhan ayat-ayat tersebut memerintahkan kaum muslimin untuk menyantuni, membela dan melindungi anak yatim, serta melarang dan mencela orang-orang yang menyia-nyiakan, bersikap kasar atau menzhalimi mereka.

Bahkan Allah SWT menyatakan bahwa orang-orang yang mengasari anak yatim adalah pendusta agama, sebagaimana tertera dalam Alquran Surah Al-Ma`un ayat satu dan dua, "Tahukah kami orang mendustakan agama. Itulah orang yang menghardik anak yatim".

"Arsy adalah bangunan di surga, tangisan anak-anak yatim di bumi bahkan bisa mengguncang arsy, karena itu sebaik-baik kita adalah yang memperhatikan anak-anak yatim. Semoga silaturahmi ini menjadi berkah bagi kita semua," ujar Ustadz Abdul.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018