Ternate, 12/6 (Antaranews Maluku) - Sejumlah tokoh agama di Ternate, Maluku Utara (Malut) bersama-sama massa adat Kesultanan Ternate memeriahkan festival ela-ela sebagai tradisi turun temurun, dengan menyalakan obor sebagai bentuk menyambut malam lailatul qadar.

Putra mediang Sultan Ternate, Hidayat Mudaffar Sjah di Ternate, Senin, mengatakan, ini tradisi sudah ratusan tahun, Kesultanan melibatkan seluruh etnis dan agama, dan 800 tahun lebih tidak ada konflik.

Festival ela-ela yang digelar di Ternate pada 11 Juni atau malam 27 Ramadhan menyuguhkan kekhasan tradisi Islam dalam menyambut malam Lailatul Qadar.

"Umat Islam di` Ternate sejak ratusan tahun silam memiliki tradisi dalam setiap menyambut malam Lailatul Qadar yang disebut ela-ela," ujarnya.

Pada festival ela-ela yang telah menjadi kegiatan rutin tersebut di tampilkan ritual penyambutan malam Lailatul Qadar yang diawali dengan pembacaan doa di Kedaton Kesultanan Ternate selesai pelaksanaan shalat tarawih di masjid Kesultanan Ternate.

Kegiatan selanjutnya dalam festival ela-ela tersebut, adalah pembakaran obor yang dalam bahasa daerah Ternate disebut ela-ela oleh wakil dari Kesultanan Ternate diikuti seluruh masyarakat dan lintas agama, baik yang ada di lingkungan Kedaton Kesultanan maupun di seluruh wilayah Ternate.

Seluruh warga di Ternate memasang obor di halaman rumah sampai pagi, ada pula warga yang sekaligus membakar damar sehingga hampir seluruh wilayah Ternate tercium aroma harum bau damar, yang umumnya merupakan damar kualitas terbaik dari wilayah Halmahera.

"Masyarakat Ternate membakar obar dan damar pada malam 27 Ramadhan itu karena sesuai keyakinan yang diwariskan sejak ratusan tahun silam, pada malam itu para malaikat turun dari langit dan untuk itu masyarakat menyambutnya dengan cara menerangi kampung menggunakan obor dan mengharumkannya menggunakan damar," katanya.

Sementara itu, Ketua Majelis Pandita Budha Indonesia Malut Gunawan ketika dihubungi memberi apresiasi atas festival ela-ela ini bisa memupuk nilai-nilai toleransi antar-umat beragama dan ini cerminan tali silaturahmi.

Sebab, malam ela-ela ini bisa tingkatkan rasa persaudaraan antar umat-beragama yang telah menjalin rasa persaudaraan sejak dahulu kala.

Sedangkan, Sekretaris FKUB Johanes Titalei ketika dihubungi menyatakan, kegiatan ini positif dalam mewadahi multietnik dan hubungan sudah lama, warga yang berada di Kesultanan Ternate.

Dia menambahkan, Kesultanan Ternate telah ajarkan rasa toleransi cukup tinggi, buktinya tradisi pembakaran obor ela-ela di Kesultaan Ternate yang biasanya dibakar oleh warga nasrani dari Tabanga dan ini tradisi yang patut dilestarikan untuk memupuk rasa kebersamaan antar-umat beragama.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018