Memerankan tokoh bersejarah Gajah Mada adalah suatu kebanggan dan kehormatan bagi Maruli Tampubolon.

Ditemui di kantornya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (19/8), ia mengungkapkan perasaannya saat mengisi acara pembukaan Asian Games di Jakarta, Jumat.

"Itu momen yang menurut saya suatu kehormatan. Saya bisa memerankan seorang tokoh yang memiliki nilai historis yang tinggi di nusantara kita. Saya memerankan sosok Gajah Mada, sosok Pemersatu saat nusantara terpecah belah dan lain sebagainya. Dengan keberadaan Gajah Mada bisa pemersatu bangsa," katanya.

Persiapannya pun tidak sembarangan, ada kerja seni (art work) yang begitu fantastis dan orang-orang profesional yang ikut memeriahkan acara.

"Saya kenal mereka tidak 1-2 hari," kata Maruli.

Aktor, penyanyi dan sekaligus pengusaha kelahiran Jakarta tahun 1987 ini mengatakan, dilihat dari head talent yang ada, dari artis-artis Indonesia yang terpilih, dirinya mendapatkan porsi latihan paling banyak, sedikitnya 15 kali.

Mulai latihan di lapangan bola di luar hingga di GBK, ia bertemu koreografer Indonesia ternama seperti Denny Malik, tim dancer, anak muda dari berbagai SMA pilihan termasuk SD Tirta Marta Cinere (tetangga Dian Didaktika).

"Saya melihat anak Dian Didaktika, mengingat masa lalu. Mereka latihannya lama, 3-4 bulan lebih, jangan lihat highlightnya, dari artis-artisnya yang sudah cukup kompeten menyanyi yang latihannya cuma maksimal 3 kali,  tapi anak-anak kecil ini pahlawan ciliknya mereka. Mereka latihan terus-terusan, berbulan-bulan latihannya," katanya.


"Karena Tuhan"
 
Maruli Tampubolon (Munadi)
Bagaimana Maruli bisa terlibat pertunjukan dalam pembukaan Asian Games 2018.

"Saya rasa itu karena Tuhan. Ada orang-orang seperti Iko Uwais, Joe Taslim, Chicco Jerikho, dan lain-lain. Tapi tidak tau kenapa mereka memilih saya. Head Creative Director, Wisnu Tama memilih saya. Bukan merasa hebat, tetapi menurut saya memang desain dari Tuhan," katanya.

Maruli lebih jauh mengatakan dirinya bersyukur bisa memberikan kontribusi untuk suksesnya perhelatan Asian Games, yang disebutnya sebagai acara terbesar di Indonesia, sejauh ini.

Hal paling berkesan adalah daya sulap Wisnu Tama yang menjadikan dirinya sebagai Patih Majapahit, Gajah Mada, tokoh yang memersatukan Nusantara (Indonesia).

Maruli tampil mengucapkan Sumpah Palapa. Diatas kapal, suatu hal yang kolosal. Masuk dalam ombak manusia yang kena lighting bagus, di situ kita meneriakkan Sumpah Palapa.

"Bersatulah negeri ini dengan segala keragamannya. Maka Indonesia akan menjadi bangsa Indonesia akan menjadi hebat dan terpandang di mata dunia," katanya menirukan ucapannya dalam.pertunjukan itu.

"Simple sekali, tapi kena. Tapi itu bagian awal itulah Bhinneka Tunggal Ika. Itu kita bicarakan sekitar 8.000 orang dan di depan orang penting yang disaksikan 45 negara. Puji Tuhan terlaksana dengan sempurna dan sesuai dari apa yang kita latih," tambahnya.

Kesan lainnya?
"Water and The Great Warior. Itu lah opening act Asian Games. Memang dibuat pakaiannya zaman dulu, Seperti film 300. Saya suka memang cerita itu, ini cerita pejuang zaman dulu. Itu saya yakin masuk dalam karakter saya sebelumnya," kata Maruli.

Gugup saat naik panggung?
"Saya melihatnya begini, semakin banyak orang, semakin saya ingin menunjukkan yang terbaik yang saya miliki. Bukan terbaliknya, bukan termakan energinya. Malah saya merasa berhutang sama sekian banyak orang, yang menunggu suatu hal yang dinantikan," katanya.

Ia mengaku fokus pada motivasi berperan, mengembalikan pada kejadian saat memerankan Kapten Norman dalam film Merah Putih Memanggil.

Saat peresmian film itu, ia diharuskan melakukan demonstrasi kepada Satuan Elit 181, sebelum melakukan tugas bersamanya (tugas one way ticket), disaksikan oleh petinggi TNI, ada Gatot Nurmantyo, Kasal, dan Kasad serta jajaran lainnya.

"Pointnya, saya harus menunjukkan jati diri. Itu semua orang memiliki karakter yang menakutkan, tapi mental saya tidak jatuh. Nah, soal Asian Games, the show must go on. Di situlah spirit saya terbakar. Di situ saya bilang, 'Tuhan berikan saya kekuatan untuk mengharumkan indonesia ke kancah internasional'," kata Maruli.

Proses reading-nya?
"Cuma sumpah itu. Saya sudah hafal betul. Saya baca setiap hari, kapan timingnya, bagaimana gerakannya yang dibantu mas Denny Malik untuk koreonya. Itu lah latihan yang seakan sederhana tetapi 15-20 kali latihan dalam satu bulan. Banyak perubahan juga. Saya senang banyak kenal dengan stage manager dan lainnya. Kerjasama dengan bule buat kita lebih profesional dan disiplin," katanya.

Mengaku minta doa dari isteri dan anak, Maruli memandang drama kolosal yang diperankannya itu lebih sulit dari bermain film.

"Seadanya begitu, salah dan benar ditonton ribuan orang. Dikerjakan baik dapat pujian. Jika gagal dapat cemoohan. Tapi pujian tidak membuat saya tinggi hati dan cemoohan tidak membuat saya rendah diri. Kita latihan dengan sempurna, hasilnya bagus. 

Bisa ceritakan kebanggaan Anda?
"Saya bangga bisa memberikan sumbangsih terbaik untuk pembukaan Asian Games. Ini jelas sebuah kehormatan, dan yang pasti, isteri saya keringatan saking tegang menyaksikan saya tampil hingga usai," demikian Maruli Tampubolon.

Pewarta: John Nikita S

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018