Ambon, 31/8 (Antaranews Maluku) - Siberkreasi mendorong peningkatan kapasitas literasi pemuda dan pemudi di Kota Ambon melalui Seminar dan Pelatihan Pelatih (Trainning of Trainer - ToT) Pandu Digital, Jumat.

Digelar di Aula Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pattimura (Unpatti), kegiatan itu menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Andy Ardian (ECPAT Indonesia), Tinuk Andriyanti (Direktur PANDI), Acep Syaripudin (ICT Watch), Abi (Kreator Nongkrong) dan Ade Wahyudin (ID-IGF).

Seminar dan ToT Pandu Digital merupakan kegiatan yang digagas Siberkreasi untuk mendorong orang-orang muda menjadi generasi yang melek digital dan mampu memberikan pelatihan serupa kepada komunitas dan masyarakat di sekitarnya.

Dari 10 kota yang direncanakan akan menjadi tempat dilangsungkannya Seminar dan ToT Pandu Digital, Ambon menjadi kota pertama yang dikunjungi.

Seminar dan ToT Pandu Digital di Ambon berkonsetrasi pada pembahasan seputar literasi digital, pola asuh digital, ekonomi digital, gaya hidup digital dan tata kelola digital yang diikuti dengan prakteknya masing-masing.

Dijadwalkan berlangsung selama dua hari (31 Agustus - 1 September 2018), sedikitnya ada 200 orang di Ambon turut serta dalam seminar, 50 orang di antaranya adalah peserta yang sudah terdaftar sebagai Calon Pemandu Digital.

Dibuka dengan seminar mengenai literasi digital dan pola asuh digital, Tinuk Andriyanti dari PANDI yang merupakan pengelola nama domain internet di Indonesia, dan Andy Ardian dari ECPAT Indonesia, perwakilan resmi jaringan global yang bekerja menentang eksploitasi seksual komersil anak, dihadirkan sebagai pembicara pada sesi ini.

Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bidang Literasi Digital dan Tata Kelola Internet, Donny B.U. mengatakan kegiatan tersebut digagas, karena kebutuhan terhadap sumber daya manusia (SDM) muda yang bisa untuk bermintra atau bekerja sama dalam bidang literasi digital.

Tak sekedar pelatihan, ToT Pandu Digital adalah pelatihan yang terdiri dari beberapa level dengan persyaratan tertentu. Peserta baru bisa dinyatakan sebagai pemandu digital profesional setelah mendapatkan sertifikat dan badge atau lencana dengan warna yang berbeda-beda sesuai levelnya dari Kominfo.

Pada level pertama, tenaga pemandu digital wajib mengikuti kegiatan pelatihan Pandu Digital minimal empat jam, dan memuat tulisan tentang literasi digital yang berisi konten-konten positif di media sosial.

Untuk melanjutkan ke tahap kedua diharuskan mengikuti pelatihan selama delapan jam, membuat tulisan atau kolom mengenai literasi digital di media massa dan sudah pernah menjadi narasumber untuk kegiatan semacamnya.

Sedangkan untuk level tertinggi, seorang pemandu digital yang sudah berstatus fasilitator dan memberikan pelatihan mengenai literasi digital.

Ambon, kata Donny, menjadi satu dari 10 kota yang menjadi tempat ToT Pandu Digital, dikarenakan anak-anak mudanya dinilai sangat aktif dalam berbagai gerakan-gerakan positif di media sosial, seperti kesenian, perdamaian dan sebagainya.

"Angkatan pertama adalah 10 kota. Kegiatan ini kan sebenarnya bicara tentang anak muda milenial, dari sekian kota, Ambon salah satu yang menonjol dengan media sosial yang digunakan untuk gerakan-gerakan yang anak muda banget," ucap Donny.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018