Ambon, 15/9 (Antaranews Maluku) - Berbagai komponen masyarakat di Kota Ambon, terlibat bersama memperingati Hari Bersih Sedunia yang jatuh pada 15 September 2018 dengan melakukan aksi bersih lima daerah aliran sungai (DAS) yang ada di ibu kota provinsi Maluku tersebut, Sabtu.

Lima sungai yang dibersihkan dari berbagai sampah tersebut yakni Batu Gantung dan Batu Gajah, kecamatan Nusaniwe serta Waitomu, Batu Merah maupun Wairuhu di Desa Galala dan Hatiwe Kecil, Kecamatan Baguala.

Aksi pembersihan sampah di sepanjang aliran sungai, yang diprakarsai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku tersebut melibatkan pegawai dari berbagai dinas terkait, swasta, perbankan, TNI dan Polri serta para siswa dan mahasiswa yang lokasi perkantoran maupun sekolahnya berada di sekitar aliran masing-masing sungai.

Selain itu, juga melibatkan anggota jemaah dari masing-masing Gereja maupun Masjid yang berada di sekitar kawasan sungai serta lima Komunitas Peduli Sungai (KPS) yakni Batu Bulan, Alstonia, Kalesang, Tanusang dan Kitang-Kitang.

Penanggung jawab aksi, Elma Ririhena mengatakan ratusan komponen warga sejak pagi hingga siang terjun ke dalam sungai untuk mengangkat berbagai jenis sampah dan kemudian dikemas dalam kantong plastik untuk dibuang pada tempat pembuangan sampah.

"Kami juga memanfaatkan aksi ini untuk mengimbau warga yang bermukim di sepanjang aliran sungai untuk mengubah perilakunya dengan membuang sampah ke dalam sungai," ujarnya.

Elma yang juga Kabid Pengolahan Sampah dan Limbah B3, DLH provinsi Maluku tersebut, mengaku aksi tersebut juga sekaligus untuk mengajak berbagai komponen masyarakat di Ambon untuk mulai "mangente" (datang dan lihat) sungai sebagai salah satu bagian penting kelestarian lingkungan dan kehidupan masa depan.

Gerakan "mangente sungai" ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran pemerintah dan seluruh komponen masyarakat untuk mulai peduli dengan kebersihan sungai termasuk tata kelolanya mulai dari hulu hingga hilir.

Elma mengaku, sejauh ini kepedulian masyarakat terutama yang bermukim di bantaran sungai untuk menjaga kebersihan dan kelestarian sungai masih sangat minim.?

"Buktinya saat aksi bersih sungai dilakukan, masih banyak warga yang terlihat membuang sampah secara langsung ke sungai, sehingga akhirnya diteriaki oleh mahasiswa dan warga lain yang sedang mengangkat sampah," tandasnya.

Selain itu, masih banyak saluran pembuangan rumah rangga termasuk septiktank milik warga yang bermukim di bantaran sungai yang langsung mengarah ke sungai.

"Karena itu membutuhkan kerja keras semua pihak terutama pemerintah untuk secara terus-menerus membangun kesadaran warga agar menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah secara langsung ke dalam sungai," ujarnya.

Selain itu perlu dibentuk komunitas peduli sungai di setiap DAS yang ada, agar ikut bertangung jawab menjaga dan melestarikan sungai sebagai salah satu sumber kehidupan masa depan.

Dia menambahkan dalam waktu dekat pihaknya juga akan memberikan pelatihan kepada kelompok ibu rumah tangga yang tinggal di bantaran sungai untuk mengelola sampah rumah tangga menjadi kompos yang maupun kerajinan tangan yang bermanfaat dan bernilai jual.

"Dengan berbagai aksi yang dilakukan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga untuk tidak lagi memandang sungai sebagai tempat penampungan sampah, tetapi menjadikan sungai sebagai sumber kehidupan, terutama meningkatan kualitas air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tandasnya.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018