Ternate, 18/9 (Antaranews Maluku) - Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Gani Kasuba meminta perhatian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI agar lebih memperhatikan keselamatan transportasi laut di wilayah perairan daerah itu.

"Minimnya kesadaran dan lemahnya pengawasan dari instansi terkait tentang keselamatan transportasi laut ini membuat masyarakat Malut terus menjadi korban atas tenggelamnya kapal speedboat maupun perahu motor," katanya di Ternate, Selasa.

Gubernur mengaku pernah mengalami kecelakaan laut sehingga harus berenang menyelamatkan diri. Berdasarkan pengalaman itu, ia minta harus ada perhatian Kemenhub melalui petugas yang ada di Malut agar lebih tegas dalam menjalankan tugasnya.

Orang nomor satu di Pemprov ini menegaskan, masalah keselamatan transportasi laut menjadi penting untuk diperhatikan instansi terkait. Setiap kapal sebelum berlayar, petugas yang ditugaskan di daerah itu khususnya di pelabuhan harus memastikan kapal telah dilengkapi alat keselamatan penumpang berupa life jacket serta dalam kondisi normal.

"Mulai sekarang petugas harus tegas periksa alat keselamatan kapal, kalau kedapatan tidak lengkap tidak boleh diberikan izin berlayar, karena kalau terjadi musibah sudah pasti akan ada korban jiwa," ujarnya.

Oleh karena itu, kata gubernur, dalam suasana peringatan Harhubnas lalu, harus dimaknai sebagai momentum yang tepat untuk merenungkan kembali terhadap kinerja, dan berbagai peristiwa yang terjadi di sektor Perhubungan serta menyatukan persepsi dan tekad untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Untuk itu, gubernur berharap agar ke depan penting seluruh elemen sektor? perhubungan baik ASN maupun swasta dan masyarakat bersama-sama guyub rukun bersinergi membangun konektivitas guna mewujudkan transportasi yang handal dan berkeselamatan bagi seluruh masyarakat pengguna transportasi di Indonesia.

"Refleksi dalam peringatan Harhubnas ini adalah pentingnya konsistensi pada spektrum keselamatan dan pelayanan," ujarnya.

Meskipun efisiensi dilakukan di beberapa tahap kegiatan, akan tetapi dalam mengelola efisiensi tersebut tidak boleh mengurangi kualitas keselamatan dalam pelayanan perhubungan yang merupakan harga mati dan tidak bisa ditawar.

Sebelumnya, dalam dua bulan terakhir, wilayah Malut terjadi kecelakaan laut seperti tenggelamnya KM Bandeng yang menewaskan dua ABK dan satu lainnya hilang serta hilangnya KM Karios rute Bitung - Batang Dua Kota Ternate yang membawa 18 penumpang dan ABK hingga kini belum tahu keberadaannya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018