Penyanyi, artis film dan juga pengacara Maruli Tampubolon dipercaya bersama sejumlah artis nasional lainnya untuk mengisi sesi entertainment pada penutupan pertemuan International Moneter Fund dan World Bank (IMF-WB) di Bali, baru-baru ini.

Bagaimana perasaan dan pendapatnya? Berikut Q and A bersama Maruli Tampubolon

Q : Anda tampil di acara penutupan IMF-WB?

A : Jadi awal pertamanya ditelepon oleh creative director yang dipercaya sama Pemerintah. Saya kenal sama Creative Directornya, Mia Jo. Pernah beberapa kali kita kerja sama bareng untuk drama musikal. Dia mempercayai saya uintuk jadi pengisi acara. Ini acara puncak penutupan, annual meeting IMF dengan world bank di GWK, Bali di bawah patung GWK. Bukan hebat, tapi karunia Tuhan. Dipilih, bukan kuasa kita, dipilih orang.

Q: Kebanggaan tampil di IMF-WB?

A : Saya bisa sharing panggung dengan Diva Indonesia. Acara terakhir terbagi dua, gala dinner dan pagelaran budaya. Gala dinner dimeriahkan Shandy Shondoro, Ruth Sahanaya, Lea Simanjuntak, dan Gabriele musik di iringi Magenta Eleven.
Setelah gala dinner itu disambung pagelaran budaya, yang mengikutsertakan 1.581 performer, karena di situ representing seluruh kepulauan dan nusantara, dari Sumatera sampai Papua. Saya nyanyi lagu Sumatera dipercayakan kepada saya.

Nyanyi lagu Selayang Pandang, Tak Tontong, dan Sik Sik Siibatumanikam. Saya suka lagu Sik Sik Sibatumanikam, diajarkan ayah saya sejak kecil. Tidak menyangka membawakan lagi ini di depan ratusan hingga ribuan peserta konferensi IMF dan World Bank, dan petinggi negara lain yang terlibat dalam acara itu. 

Sebagai orang batak, menyanyikan lagu Sik Sik Sibatumanikam sudah luar biasa. Hal yang paling gila sekali. Sebelum Sik Sik, biasanya kita ada kata-kata gitu. Dari kecil saya datang ke acara batak, sering dengar sebelum nyanyi ada ngomongnya dulu. Ada pak luhuit, dia ketawa kali yah saya ngomong batak. Intinya saya ngomong, kami di sini datang untuk menyanyikan lagu, datang dari samosir membawa kabar berita yang bagus.
 
Maruli Tampubolon tampil bersama artis nasional lainnya pada penutupan pertemuan IMF-World Bank di Bali (Munadi)

Q : Canggung?

A : Saya bukan grogi (canggung), saya makin gereget. Ini momen yang tepat mereka melihat budaya dan betapa dalamnya kultur Indonesia yang sangat beragam. Dikemas musik yang sangat exciting dibuat mas Andy Rianto. Saya sangat energetik saat menyanyikan lagu Sumatera, mereka semua tepuk tangan. 

Q : Promosikan lagu batak di Dunia?

A : Sangat. Mereka menerima dan joget, dapat standing applause.
Terakhir saya dan Anggun Duet lagu 'True Collors'. Di iringi biola Iskandar Wijaya. Itu menurut saya sharing panggung sama Anggun, internasional Diva adalah berkah. Saya bisa sharing panggung bersama local artis, Ayu Laksmi. Dia terbaik melakukan seni bali dan nyindennya. Disitulah temanya mba Laksmi semua berdansa, dancer semuanya standing applause sama penonton.

Q : Kaget tampil di IMF?

A : Saya senang sekali mendapatkan tawaran seperti itu. Inilah sumbangsih dan darmabakti saya untuk Indonesia dari apa yang bisa saya lakukan di dunia entertainmen. Yah saya ingin berikan sumbangsih untuk Indonesia di bidang lain.

Pak Jokowi last minute pamit, tapi dipimpin pak Luhut. Acara ditutup berkualitas dan bermakna.

Q : Megah panggungnya?

A : Megah dan luas lihat aja 1581 performer, dari pemain musik, penari, dan lain-lain. Sangat besar dan masiv. Saya ada disitu bukan main yah senangnya berkah.

Q : Kebanggaan ditonton 150 negara?

A : Saya bisa jadi representasi Indonesia yang punya kualitas musik di atas rata-rata. Bisa membawa fresh money investasi 13 miliar dolar, itu financial sebesar itu melihat Indonesia dengan transparansi dari pak Luhut, akhirnya para bank mau melakukan investasi dengan dana sebesar itu. Ditutuplah kesepakatan bilateral, dengan sesuatu entertaimen yang sangat berkesan bagi mereka. Karena mereka melihat di Bali, tapi ditunjukkan seluruh Indonesia. Mereka kaget, maksud true collors itu menceritakan Indonesia yang warna warni bersatu.
 
Maruli Tampubolon tampil bersama artis nasional lainnya pada penutupan pertemuan IMF-World Bank di Bali (Munadi)

Q : Kenapa Anda dipercaya?

A : Pasti ada di atas saya. Di atas langit masih ada langit, tapi semua tergantung di atas. Bagi saya ini tugas negara, saya akan lakukan yang terbaik dan harus berhasil. Itulah hal yang ditanamkan yang saya belajar dari Kopasus. Itu yang dilakukan dalam kehidupan saya, dilakukan baik Tuhan akan meberikan jalan, tergantung usaha kita membuat hal itu menjadi baik.

Pewarta: John Nikita S

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018