Ambon, 19/10 (Antaranews Maluku) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku menyatakan, belum ada laporan dampak gempa tektonik 3,4 Skala Richter (SR) yang menguncang kota Ambon dan kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) pada Jumat subuh, sekitar pukul 05.10 WIT.
Kabid Pencegahan dan Kesiapan BPBD Maluku John Hursepuny, dikonfirmasi, Jumat, mengatakan, berdasarkan koordinasi dengan BPBD kota Ambon maupun kabupaten SBB belum ada dampak gempa yang tidak berpotensi tsunami tersebut.
Pusat gempa di 3.73 LS - 1227.41 BT atau 27 KM Timur Laut Ambalau, kabupaten Buru Selatan di kedalaman 10 KM. Dirasakan di Ambon maupun SBB I - II MMI.
Di daerah tersebut guncangan gempa dirasakan warga dan hingga data ini dipublikasikan belum ada laporan, baik kerusakan maupun korban.
John yang mengutip data Stasiun Geofisika Ambon, mengemukakan, ditinjau dari kedalamam gempa ini berkatagori dangkal akibat aktivitas sesar lokal yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan sehingga memicu terjadinya gempa bumi.
Meskipun dangkal dan terjadi di aut, gempa ini tidak menimbulkan berpotensi tsunami karena kekuatannya tidak cukup besar untuk membangkitkan perubahan didasar laut.
"Kami mengimbau masyarakat, khususnya yang berdiam di pesisir pantai agar tidak terpancing isu," ujar John.
Warga desa Passo, kecamatan Baguala, Ola Tuwatanaessy mengakui guncangan gempa dirasakan awalnya kecil, tetapi berlanjut agak besar. "Syukurlah tidak berlangsung lama dan belum ada gempa susulan," katanya.
Warga di Ambon yang merasakan guncangan gempa berlarian keluar rumah karena khawatir terjadi gempa susulan mengingat trauma dengan peristiwa bencana di NTB maupun Sulteng.
Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa Maluku termasuk salah satu daerah yang rentan dan rawan terjadi bencana alam berupa gempa tektonik yang dapat menimbulkan kerusakan berat, termasuk terjadinya tsunami.
Maluku berada pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.
Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia, bertemu dengan Lempeng Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
Kabid Pencegahan dan Kesiapan BPBD Maluku John Hursepuny, dikonfirmasi, Jumat, mengatakan, berdasarkan koordinasi dengan BPBD kota Ambon maupun kabupaten SBB belum ada dampak gempa yang tidak berpotensi tsunami tersebut.
Pusat gempa di 3.73 LS - 1227.41 BT atau 27 KM Timur Laut Ambalau, kabupaten Buru Selatan di kedalaman 10 KM. Dirasakan di Ambon maupun SBB I - II MMI.
Di daerah tersebut guncangan gempa dirasakan warga dan hingga data ini dipublikasikan belum ada laporan, baik kerusakan maupun korban.
John yang mengutip data Stasiun Geofisika Ambon, mengemukakan, ditinjau dari kedalamam gempa ini berkatagori dangkal akibat aktivitas sesar lokal yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan sehingga memicu terjadinya gempa bumi.
Meskipun dangkal dan terjadi di aut, gempa ini tidak menimbulkan berpotensi tsunami karena kekuatannya tidak cukup besar untuk membangkitkan perubahan didasar laut.
"Kami mengimbau masyarakat, khususnya yang berdiam di pesisir pantai agar tidak terpancing isu," ujar John.
Warga desa Passo, kecamatan Baguala, Ola Tuwatanaessy mengakui guncangan gempa dirasakan awalnya kecil, tetapi berlanjut agak besar. "Syukurlah tidak berlangsung lama dan belum ada gempa susulan," katanya.
Warga di Ambon yang merasakan guncangan gempa berlarian keluar rumah karena khawatir terjadi gempa susulan mengingat trauma dengan peristiwa bencana di NTB maupun Sulteng.
Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa Maluku termasuk salah satu daerah yang rentan dan rawan terjadi bencana alam berupa gempa tektonik yang dapat menimbulkan kerusakan berat, termasuk terjadinya tsunami.
Maluku berada pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.
Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia, bertemu dengan Lempeng Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018