Ternate, 5/11 (Antaranews Maluku) - DPRD Kota Ternate, Maluku Utara, akan menelusuri penyebab rendahnya realisasi retribusi pasar pada 2018 ini, yang hingga Oktober baru mencapai sekitar Rp5 miliar dari target Rp18 miliar.
"DPRD telah membentuk panitia khusus (pansus) untuk menelusuri penyebab rendahnya realisasi retribusi pasar itu, yang diharapkan paling lambat Desember nanti sudah ada hasilnya," kata anggota DPRD Ternate, Yamin Rusli di Ternate, Maluku Utara (Malut), Senin.
DPRD memberi perhatian khusus terhadap rendahnya realisasi retribus pasar tersebut, karena tahun-tahun sebelumnya juga kondisinya sama. Padahal retribusi pasar merupakan salah satu andalan untuk dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ternate.
Menurut dia, pansus akan turun ke seluruh pasar yang ada di Ternate, untuk melihat apakah potensi retribusi belum digarap secara maksimal dan kalau sudah digarap apa ada hambatan dalam penarikannya.
Selain itu, pansus juga akan melihat apakah petugas penarik retribusi pasar sudah melakukan tanggung jawabnya secara baik, termasuk bagaimana pengawasan dari pemimpinan terhadap para petugas penarik retribusi dalam melaksanakan tugas dilapangan.
Hasil kerja pansus dalam menelusuri penyebab rendahnya realisasi retribusi pasar tersebut, kata Yamin Rusli, akan dikaji dan kemudian diserahkan ke Pemkot Ternate sebagai bahan dalam menentukan kebijakan selajutnya.
Bagi DPRD sendiri, hasil kerja pansus akan menjadi bahan dalam pembahasan Raperda mengenai pembentukan zona pasar yang sudah diajukan Pemkot Ternate, yang di antaranya mengatur kenaikan retribusi pasar.
Ia menambahakan, Ternate merupakan pusat kegiatan jasa dan perdagangan di Malut, jadi seharusnya retribusi dari sektor ini dapat melampauai target penerimaannya dalam setiap tahun.
Realisasi penerimaan retribusi yang jauh dari target, tidak hanya dari retribusi pasar, tetapi juga pada retribusi lainnya, seperti retribusi parkir sehingga total penerimaan dari dari retribusi pada PAD Ternate 2018 yang ditargetkan Rp50 miliar lebih, diperkirakan hanya mencapai sekitar 60 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"DPRD telah membentuk panitia khusus (pansus) untuk menelusuri penyebab rendahnya realisasi retribusi pasar itu, yang diharapkan paling lambat Desember nanti sudah ada hasilnya," kata anggota DPRD Ternate, Yamin Rusli di Ternate, Maluku Utara (Malut), Senin.
DPRD memberi perhatian khusus terhadap rendahnya realisasi retribus pasar tersebut, karena tahun-tahun sebelumnya juga kondisinya sama. Padahal retribusi pasar merupakan salah satu andalan untuk dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ternate.
Menurut dia, pansus akan turun ke seluruh pasar yang ada di Ternate, untuk melihat apakah potensi retribusi belum digarap secara maksimal dan kalau sudah digarap apa ada hambatan dalam penarikannya.
Selain itu, pansus juga akan melihat apakah petugas penarik retribusi pasar sudah melakukan tanggung jawabnya secara baik, termasuk bagaimana pengawasan dari pemimpinan terhadap para petugas penarik retribusi dalam melaksanakan tugas dilapangan.
Hasil kerja pansus dalam menelusuri penyebab rendahnya realisasi retribusi pasar tersebut, kata Yamin Rusli, akan dikaji dan kemudian diserahkan ke Pemkot Ternate sebagai bahan dalam menentukan kebijakan selajutnya.
Bagi DPRD sendiri, hasil kerja pansus akan menjadi bahan dalam pembahasan Raperda mengenai pembentukan zona pasar yang sudah diajukan Pemkot Ternate, yang di antaranya mengatur kenaikan retribusi pasar.
Ia menambahakan, Ternate merupakan pusat kegiatan jasa dan perdagangan di Malut, jadi seharusnya retribusi dari sektor ini dapat melampauai target penerimaannya dalam setiap tahun.
Realisasi penerimaan retribusi yang jauh dari target, tidak hanya dari retribusi pasar, tetapi juga pada retribusi lainnya, seperti retribusi parkir sehingga total penerimaan dari dari retribusi pada PAD Ternate 2018 yang ditargetkan Rp50 miliar lebih, diperkirakan hanya mencapai sekitar 60 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018