Ambon, 15/11 (Antaranews Maluku) - Kepala Balai Arkeologi (Balar) Maluku, Deni Sutrisna menyatakan, pihaknya akan memperluas penelitian pada tahun 2019 dengan melibatkan berbagai pihak terkait pada sebaran penelitian arkeologi.

"Tahun 2019 penelitian arkeologi akan menyertakan sejumlah kalangan multidisplin yang melibatkan perguruan tinggi, ahli geologi, geodesi di provinsi Maluku," katanya di Ambon, Rabu.

Menurut dia, banyak hal yang perlu diungkap melalui penelitian arkeologi di pulau Seram, Lease dan Ambon, di antarannya vegetasi tanaman, juga sumber daya alam lainnya, dan pemanfaatannya.

"Yang pasti di 2019 kami tetap fokuskan ke penelitian berkelanjutan karena tahap awal di 2018 ini sifatnya masih mengeksplor dan deskriptif saja sifatnya. Jadi nanti kami akan menyertakan sejumlah tenaga dari sejumlah kalangan," ujarnya.

Denny menjelaskan, penelitian menjadi ujung tombak Balai Arkeologinya, ditunjang wilayah kerja yang cukup luas meliputi dua provinsi Maluku dan Maluku Utara.

Tahun 2018 penelitian terbagi merata di Maluku juga Maluku Utara. Yang sudah dilaksanakan yakni di Halmahera, kepulauan Tanimbar, Kei, Aru, pulau Ambon, Seram Bagian Barat dan pulau Lease.

"Kali ini saya sangat senang karena penelitian yang dilakukan tidak sebatas laporan yang dihasilkan, tetapi bagaimana merangkul semua komponen masyarakat, mereka diajak untuk berfikir kritis, memberi tanggapan, masukan bahkan sanggahan terhadap apa yang pernah kita lakukan dalam penelitian arkeologi," katanya.

Terkait hasil penelitian, diakuinya sejumlah temuan baru dihasilkan tetapi tidak langsung dilaporkan secara terperinci, karena akan ditindaklanjuti di tahun 2019.

Sejumlah temuan baru dari tim di antaranya ditemukan di atas perbukitan di Alaka pulau Haruku.

"Sedangkan yang sudah selesai penelitiannya di Tanimbar ditemukan jejak-jejak lukisan cadas yang baru," ujar Denny.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018