Ambon, 18/12 (ANTARA News) - Pertamina telah menyiagakan seluruh agen minyak tanah dan pangkalan minyak yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Maluku jelang perayaan natal dan tahun baru.

"Ada 48 agen mitan tersebar di seluruh kabupaten/kota dan mereka dijadikan agen minyak tanah siaga dibantu 3.106 pangkalan yang tersebar di Maluku," kata Branch Manager Marketing Pertamina Maluku, Dony Briliyanto di Ambon, Selasa.

Penjelasan Dony disampaikan dalam rapat kerja dengan pimpinan dan anggota komisi B DPRD Maluku terkait persiapan BUMN tersebut dalam menghadapi hari raya natal 2018 dan tahun baru 2019.

Sama halnya dengan SPBU semuanya dijadikan SPBU siaga yang tersebar dari 21 SPBU dan delapan diantaranya terdapat di Pulau Ambon.

Persiapan Pertamina dalam menghadapi perayaan natal dan tahun baru juga adalah membentuk Satgas `Nalu` yang sudah mulai melakukan tugasnya dari 17 Desember 2018 dan akan berakhir 17 Januari 2019.

Misi dari timnya adalah mengawal pertamina dari seluruh pekerja maupun TKJP, kemudian kami dibantu oleh mitra kerja Pertamina dari organisasi Hiswana Migas yang membidangi BBM.

Menurut dia, menyambut natal dan tahun baru, Pertamina bersama PT. PLN (Persero) wilayah Maluku-Maluku Utara juga berinisiatif membentuk tim monitoring bersama.

Tim ini bukannya bekerja untuk jangka pendek saja tetapi akan dibentuk secara reguler untuk bisa memperbaiki kinerja dan koordinasi Pertamina bersama PLN selaku BUMN sehingga pelayanan kepada masyarakat makin baik.

"Prioritas kami untuk 91 sistem pembangkit PLN yang ada di Maluku dan Maluku Utara dan kemarin kami sudah melakukan rapat koordinasi," ujarnya.

Mengenai beberapa kendala yang terjadi khususnya menyangkut penyaluran BBM, yang pertama adalah masalah antrian BBM di Kota Ambon, khususnya di SPBU Pohon Puleh dan Kebun Cengkeh.

Yang pertama adalah terjadinya migrasi dari bahan bakar khusus petralite ke prmeium.

"Kalau dilihat pada tahun 2017, disvaritas harga antara bahan bakar petralite dengan premium itu perbedaannya sangat kecil, dimana premium Rp6.450 sedangkan petraliternya Rp7.000 per liter," ujar Donny.

Selanjutnya mobil angkutan kota sudah mulai berpindah ke petralite yang memiliki nilai oktan lebih tinggi sehingga pembakarannya lebih sempurna dan efisien.

Namun seiring kebijakan perubahan dari pemerintah, tahun 2018 harga petralite mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp8.000 sehingga membuat disvaritas harga dengan premium menjadi sangat besar dan memicu migrasi dari petralite ke premium, khususnya untuk mobil angkutan kota.

Langkah-langkah yang telah dilakukan adalah berkoordinasi dengan SPBU untuk melakukan pengaturan jam operasi.

"Jadi kami harus luruskan di sini bahwa ada opini yang berkembang telah terjadi pembatasan padahal tidak pernah ada, karena Pertamina adalah operator yang diberikan penugasan oleh pemerintah untuk menyalurkan BBM penugasan, dalam hal ini adalah premium," tegasnya.

Jadi kuota sudah diberikan dan diharapkan 100 persen tetapi melihat kondisi lapangan, SPBU melakukan jam operasional pelayanan premium khususnya untuk angkutan kota.

Penyebab lainnya adalah kuota versus penambahan jumlah kendaraan yang ada di Kota Ambon khususnya dan Maluku secara umum.

Seiring pertumbuhan ekonomi, kuota yang diberikan pemerintah melalui BPH Migas ini bisa dibilang agak sedikit sehingga Pertamina minta Komisi B DPRD Maluku dapat memberikan masukan kepada pemerintah agar memberikan usulan kepada BPH Migas untuk kuota BBM 2019 berdasarkan data aktual atau data pertumbuhan kendaraan dan pengguna BBM khususnya jenis premium.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018