Ternate, 14/1 (ANTARA News) - Tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Halmahera Utara Maluku Utara hingga kini belum menerima pembayaran jasa pelayanan medis selama empat bulan dari pasien Badan Penyelenggara Jaminan Nasional (BPJS).
Dirut RSUD Tobelo, Irwanto Tandaan dihubungi, Senin, membenarkan belum membayar jasa medis selama empat bulan, karena klaim BPJS hingga September 2018 belum dimasukkan.
Sementara untuk bulan Oktober-Desember diakuinya masih dalam proses pemutakhiran untuk dimasukan ke pihak BPJS.
"Untuk bulan September 2018 seharusnya sudah dibayarkan dan saat ini untuk tiga bulan terakhir masih menunggu klaimnya di masing-masing ruangan dan itu kendalanya, sehingga berupaya untuk secepatnya terbayarkan," katanya.
Dari informasi yang dihimpun, jasa medis yang belum dibayarkan itu sejak September sampai Desember tahun 2018 lalu dan diperkirakan jumlahnya mencapai miliaran rupiah.
"Sudah empat bulan pihak manajemen RSUD Tobelo belum membayar jasa pelayanan yang menjadi hak petugas medis dan dan belum terbayarnya jasa pelayanan ini akan pengaruhi pelayanan di RSUD," ujarnya.
Ditanya mengenai besaran jumlah masing-masing pegawai, dia mengatakan, jumlah jasa pelayanan setiap tenaga medis bervariasi, tergantung ruangan dan banyaknya pasien yang ditangani.
Sementara itu, sejumlah petugas medis berharap agar manajemen RSUD Tobelo dalam menyelesaikan administrasi agar pembayaran jasa medis segera direalisasikan.
"Kami sangat berharap jasa pelayanan yang menjadi hak pegawai, baik PNS maupun honorer segera dibayar, karena kami butuh biaya untuk keperluan sehari-hari seperti bahan bakar minyak kendaraan dan lainnya, dan Jasa sendiri berkisar paling rendah 1,5 juta dan paling besar itu dokter," kata salah seorang petugas medis di RSUD Tobelo, Intan.
Akibat belum dibayarkannya jasa pelayanan ini, memunculkan praduga macam-macam di lingkungan RSUD, seperti dana itu mengendap di tangan petinggi rumah sakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Dirut RSUD Tobelo, Irwanto Tandaan dihubungi, Senin, membenarkan belum membayar jasa medis selama empat bulan, karena klaim BPJS hingga September 2018 belum dimasukkan.
Sementara untuk bulan Oktober-Desember diakuinya masih dalam proses pemutakhiran untuk dimasukan ke pihak BPJS.
"Untuk bulan September 2018 seharusnya sudah dibayarkan dan saat ini untuk tiga bulan terakhir masih menunggu klaimnya di masing-masing ruangan dan itu kendalanya, sehingga berupaya untuk secepatnya terbayarkan," katanya.
Dari informasi yang dihimpun, jasa medis yang belum dibayarkan itu sejak September sampai Desember tahun 2018 lalu dan diperkirakan jumlahnya mencapai miliaran rupiah.
"Sudah empat bulan pihak manajemen RSUD Tobelo belum membayar jasa pelayanan yang menjadi hak petugas medis dan dan belum terbayarnya jasa pelayanan ini akan pengaruhi pelayanan di RSUD," ujarnya.
Ditanya mengenai besaran jumlah masing-masing pegawai, dia mengatakan, jumlah jasa pelayanan setiap tenaga medis bervariasi, tergantung ruangan dan banyaknya pasien yang ditangani.
Sementara itu, sejumlah petugas medis berharap agar manajemen RSUD Tobelo dalam menyelesaikan administrasi agar pembayaran jasa medis segera direalisasikan.
"Kami sangat berharap jasa pelayanan yang menjadi hak pegawai, baik PNS maupun honorer segera dibayar, karena kami butuh biaya untuk keperluan sehari-hari seperti bahan bakar minyak kendaraan dan lainnya, dan Jasa sendiri berkisar paling rendah 1,5 juta dan paling besar itu dokter," kata salah seorang petugas medis di RSUD Tobelo, Intan.
Akibat belum dibayarkannya jasa pelayanan ini, memunculkan praduga macam-macam di lingkungan RSUD, seperti dana itu mengendap di tangan petinggi rumah sakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019