Ambon, 7/2 (ANTARA News) - Pertumbuhan produksi Industri Mikro Kecil (IMK) Provinsi Maluku periode Oktober-Desember 2018 naik 1,45 persen dibanding periode Juli-September 2018.

"Pertumbuhan positif ini ditunjang oleh pertumbuhan produksi di industri minuman; tekstil; pakian jadi; industri kayu, anyaman rotan; percetakan dan reproduksi media rekaman; furnitur; dan pengolahan lainnya," kata Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Maluku Erhard Hatulesila di Ambon, Kamis.

Selama triwulan IV-2018, lanjutnya, beberapa IMK yang mengalami pertumbuhan negatif adalah industri makanan; bahan kimia dan barang dari bahan kimia; barang galian bukan logam; barang logam bukan mesin dan peralatannya; alat angkutan lainnya; dan jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.

"Industri besar dan sedang Provinsi Maluku, mengalami pertumbuhan positif pada triwulan IV-2018 sebesar 38,66 persen dibanding triwulan sebelumnya, dan naik 19,05 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," ujarnya.

Menurutnya, sektor industri nasional mengalami pertumbuhan positif dibanding triwulan sebelumnya baik pada skala mikro kecil maupun skala besar sedang.

Demikian pula secara y-on-y maupun c-to-c, IBS dan IMK nasional tumbuh positif.

Dia mengatakan, sektor industri manufaktur mempunyai sumbangan cukup signifikan dalam menggerakkan perekonomian dengan kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan nilai tambah dari input/bahan dasar.

Berdasarkan sensus ekonomi 2016, jumlah usaha perusahaan industri manufaktur mencapai 24,9 persen dari total usaha/perusahaan non pertanian di Provinsi Maluku,lanjutnya, dari jumlah tersebut 99,8 persennya adalah kelompok industri mikro dan kecil.

Adapun tenaga kerja yang diserap oleh usaha/perusahaan IMK kurang lebih 20 persen dari total tenaga kerja? di sektor non pertanian di Provinsi Maluku.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019