Ternate, 18/2 (ANTARA News) - Harita Nickel yang terdiri dari PT Trimegah Bangun Persada, PT Gane Permai Sentosa dan PT Megah Surya Pertiwi beroperasi di Pulau Obi Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut), menyiapkan penanaman ulang di area pertambangan.

Deputy Head Exrel dan CSR Harita Nickel, Alexander Lieman dalam siaran pers yang diterima Antara, Senin, mengatakan, salah satu tanggung jawab perusahaan tambang jugalah untuk menimbun dan menanam ulang area bekas tambang bila sudah selesai.

"Komitmen Harita Nickel inipun juga sudah jelas dilaksanakan dengan baik dimana dari 296.67 Ha yang sudah ditambang, 113 Ha masih aktif ditambang, 181.74 Ha sudah direklamasi kembali dan sisanya sedang dalam proses penanaman," katanya.

Sehingga, untuk menjaga kualitas dan keberhasilan proyek reklamasi ini, Harita Nickel mempersiapkan area pembibitan yang dikontrol dengan baik untuk memastikan dan menjaga keendemikan jenis tanaman yang ditanam ulang dan juga ketahanan bibit saat sudah ditanam di alam liar. ?

Selain itu, Harita Nickel menyebut, pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 80 hektar untuk membangun smelter baru dengan menyiapkan investasi sebesar 650 juta dollar.

Bahkan, Smelter baru ini akan bisa memproses Ore Nickel dengan kadar rendah yang selama ini tidak bisa dimanfaatkan oleh smelter di Indonesia. Smelter baru ini akan menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai produk akhirnya.

Dia mengatakan, Management perusahaan sangat berharap dengan datangnya investasi baru ini juga akan membawa pengembangan bagi pembangunan daerah baik dalam bentuk pajak dan juga dalam bentuk resapan tenaga kerja di daerah Malut dan diharapkan dengan adanya smelter baru ini akan menciptakan kurang lebih 2.000 pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia.

"Kami di Harita memperkejakan kurang lebih sekitar 1.600 pekerja TKI di tambang, sekitar 2.000 pekerja TKI di Pabrik dan sekitar 280 TKA dari China yang bekerja di Pabrik," katanya.

Alexander mengakui kalau beberapa TKA yang ada di Pabrik diperuntukan bukan hanya untuk operasional mesin, tapi juga untuk melatih TKI dalam proses transfer teknologi.

Sebab, mesin dan teknologi dari China pelatihan dan transfer teknologi menjadi sebuah bagian penting dalam pekerjaan di Smelter dan untuk memastikan proses ini berjalan dengan baik, Harita juga sudah pernah mengirim 242 Tenaga Kerja Indonesia ke China untuk? belajar disana untuk beberapa bulan. Dari 242 Anak Bangsa ini, 177 adalah putra daerah, dimana? sisanya adalah siswa-siswa terbaik yang diambil dari Surabaya, Jakarta, Malang dan Ambon.

Harita Nickel juga tetap berkomitment dalam melakukan praktik-praktik penambangan yang baik dan? bertanggung jawab. Dari segi manajemen lingkungan, untuk memastikan implikasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh tercampurnya tanah pertambangan dan air hujan.

Sebab, Harita telah mempersiapkan Sediment Pond (Kolam sedimen) yang bertugas untuk menjadi penyaring air sebelum? masuk ke laut.

Sementara itu, Manager Mine Environment, Primus Priyanto memastikan kalau area tambang itu mempunyai saluran penangkapan air yang terarah, agar bila hujan datang, air yang tercampur dengan tanah bisa tersalur dengan baik ke sediment pond, disaring dahulu, baru kemudian disalurkan ke laut.

"Sediment Pond ini juga menetralisir unsur tanah yang terbawa air hujan, membiarkan laut tetap biru," ujarnya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019