Ternate, 11/3 (ANTARA News) - Masyarakat Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara (Malut) mengharapkan adanya layanan transportasi udara dari dan ke pulau itu, terutama yang menghubungkan dengan Ternate sebagai pintu keluar masuk Malut.

"Di Pulau Obi sudah harus ada layanan transportasi udara, karena kini telah menjadi daerah industri pertambangan nikel," kata salah seorang tokoh masyarakat Pulau Obi, Bahrudin di Ternate, Malut, Senin.

Adanya industri pertambangan nikel di Pulau Obi itu dipastikan akan mendorong masuknya para pengusaha lain untuk berinvestasi, sehingga layanan transportasi udara semakin dibutuhkan, karena mereka dalam melakukan perjalanan selalu menggunakan transportasi udara.

Menurut dia, transportasi laut dari Pulau Obi ke Ternate hanya empat kali dalam seminggu, itu pun menggunakan kapal rakyat sehingga kurang aman saat kondisi perairan antara- Pulau Obi dan Ternate bergelombang tinggi.

Oleh karena itu, Pemkab Halmahera Selatan dan Pemprov Malut diharapkan segera memprogramkan pembangunan bandara di Pulau Obi dan selanjutnya mengupayakan ada perusahaan penerbangan nasional yang membuka rute penerbangan dari dan ke Pulau Obi.

Sebelumnya Gubernur Malut, Abdul Ghani Kasuba mengatakan Pemprov Malut sudah memprogramkan pembangunan bandara di Pulau Obi, bahkan masuk dalam program prioritas yang diusulkan ke pemerintah pusat.

Pemprov Malut harus mengusulkan pembangunan bandara di Pulau Obi itu ke pemerintah pusat, karena untuk membangun sebuah bandara membutuhkan anggaran besar, sementara APBD Malut sangat terbatas.

Gubernur menambahkan selain di Pulau Obi, Pemprov Malut juga memprogramkan pembangunan bandara di sejumlah daerah di Malut, seperti di Kabupaten Pulau Taliabu dan Kabupaten Halmahera Barat.

Selain itu juga pembangunan bandara internasional di Sofifi yang nantinya akan dijadikan pintu keluar masuk utama Malut, karena selama ini bila ingin ke Sofifi ibukota Provinsi Malut harus melalui Ternate.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019