Wakil Gubernur  Maluku, Barnabas Orno mengungkapkan keprihatinannya terhadap akses jalan trans Seram di desa Hualoy, kabupaten Seram Bagian Barat  yang masih dibarikade masyarakat Kecamatan Amalatu pascapenganiayaan terhadap warganya, Syamsul Lussy hingga tewas pada Sabtu (4/5) sore.

"Saya prihatin karena sampai saat ini belum ada laporan dari Bupati Seram Bagian Barat  Yasin Payapo soal insiden di wilayahnya yang diperparah dengan 'lumpuhnya' jalan trans Seram di desa Hualoy terhadap akes transportasi ke maupun dari kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur," katanya, di Ambon, Kamis.

Barnabas yang dilantik bersama Gubernur Maluku Murad Ismail oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada 24 April 2019 itu belum bersedia memberikan pernyataan lebih jauh karena khawatir tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

"Saya telah mengarahkan Plt Asisten Tata Pemerintahan Setda Maluku, Hendry Far-Far untuk mengecek perkembangan insiden dua desa bertetangga tersebut ke Bupati SBB, makanya nanti sajalah baru penjelasan disampaikan bila sudah ada data resmi," ujarnya.

Dia mengaku telah berkomunikasi dengan Danrem 151/Binaya Kolonel Inf Hartono di Ambon Selasa(7/5) malam soal ketegangan dua desa bertetangga di Seram Bagian Barat tersebut.

"Bupati Seram Bagian Barat mempunyai warga jadi harus proaktif menyelesaikan ketegangan tersebut dengan melibatkan Kepolisian, TNI, tokoh masyarakat, pimpinan agama dan tokoh pemuda sehingga tidak menghambat akses transportasi di jalan trans Seram yang meliputi kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah maupun Seram Bagian Timur dengan dampak terhadap mekanisme pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial," tandas Wagub.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhammad Roem Ohoirat mengemukakan, akses jalan utama trans Seram khususnya yang melintasi desa Latu dan Hualoy, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat yang diblokir warga pascainsiden penganiayaan dan pemarangan tewaskan seorang warga sempat dibuka sebagian.

"Sejak Selasa, (7/5) malam hingga Rabu(8/5) pagi, memang sempat dibuka sebagian akses jalan yang diblokir sehingga kendaraan dari arah Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Timur menuju Seram Seram Bagian Barat atau sebaliknya bisa melintas," katanya.

Namun, Rabu(8/5) siang, warga kembali melakukan pemblokiran sehingga kendaraan tidak bisa melintas.

Aparat keamanan gabungan TNI dan Polri dipimpin Kapolres SBB, AKBP Agus Setiawan juga masih berada di tempat kejadian perkara untuk melakukan pengamanan terhadap warga kedua desa bertetangga itu tersebut.

Pasukan keamanan yang dikerahkan untuk memblokade jalan agar warga dua desa bertetangga ini sekitar 180 lebih personil, terdiri dari anggota Polres dan Brimob Kabupaten Seram Bagian barat maupun yang didatangkan dari Masohi, ibu kota kabupaten Maluku Tengah.

"Kemudian ada juga rekan-rekan anggota TNI AD bawah kendali operasi dari Batalyon 711/Rks yang mendukung pengamanan di wilayah tersebut," tandasnya.

Disinggung oknum pelaku yang mengakibatkan Samsul meninggal, dia menjelaskan, sudah teridentifikasi.

"Para terduga pelaku penganiayaan dan pemarangan yang menewaskan Samsul memang sudah terindentifikasi. Namun, pelakunya belum tertangkap karena masih dicari polisi," tegas Ohoirat.

 

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019