Harga telur ayam ras di Piru, ibu kota kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku pada awal pekan ini melonjak tajam mencapai Rp335.000 per ikat (180 butir), sehingga meresahkan masyarakat, terutama umat Islam yang sedang menunaikan puasa 1440 Hijriah.

Salah seorang pedagang di Piru, Win, dihubungi dari Ambon, Senin, membenarkan,  melonjaknya harga telur ayam ras yang pekan lalu hanya Rp320.000 per ikat, menyusul sebelumnya bervariasi Rp290.000 - Rp300.000 per ikat.

Sedangkan, harga per rak saat ini Rp58.000, naik dari sebelumnya Rp55.000.

"Saya pengadaan telur ayam ras dari para peternak di desa Hatusua, kabupaten SBB, makanya sekali beli 100 ikat," ujar Win. 

Dia mengakui, produksi para peternak telur ayam ras di desa Hatusua masih terbatas, makanya sering stok berkurang sehingga mempengaruhi harganya.

Telur ayam ras produksi peternak di desa Hatasua dibeli sejak 2018 karena kualitasnya baik, tidak busuk atau pecah saat tiba di Piru.

"Khan jarak tempuh Piru - Hatusua hanya sekitar 40 menit sehingga kualitas produksi telur dari sana terjamin," kata Win.

Disinggung pemasokan telur dari para agen di Ambon, ibu kota provinsi Maluku, dia menjelaskan, membutuhkan anggaran besar dibandingkan pengadaan dari desa Hatusua.

"Bayangkan kalau pengadaan telur ayam ras dari Ambon, maka perlu mengeluarkan ongkos transportasi ke dermaga penyeberangan feri Hunimua, desa Liang, pulau Ambon - Waipirit, kabupaten SBB maupun tiket ferry, ongkos buruh. Apalagi, telur sering busuk atau pecah bila sudah tiba di Piru," ujar Win.

Disinggung harga bawang, baik putih maupun merah, dia menjelaskan, masih beratahan seperti pekan lalu yakni masing - masing Rp50.000 per Kg.

"Harga bawang, terutama putih yang diimpor dari China  dan bawang merah produksi para petani di Surabaya, Jawa Timur diinformasikan distributor di kota Ambon bakal menurun karena pemasokan stok relatif banyak," kata Win.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019