Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku mencatat impor di provinsi tersebut pada April 2019 mencapai 33,87 juta dolar AS, melonjak sekitar 151,47 persen dibandingkan aktivitas serupa Maret 2019 yang tercatat sebesar 13,47 juta dolar AS.

"Secara kumulatif nilai impor di Maluku Januari-April 2019 mencapai 72,90 juta dolar AS, menurun 57,74 persen dibanding pada periode yang sama tahun 2018," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Rabu.

Selama Januari-April 2019 negara pengimpor ke Maluku adalah Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia, dengan impor terbesar dari Singapura dengan nilai 51,72 juta dolar AS.

Adapun komoditas yang di impor, kata dia, berasal dari sektor migas dan nonmigas. "Komponen migas masih menjadi sektor utama impor Maluku yakni mencapai 66,03 juta dolar AS atau sekitar 90,58 persen," kata Dumangar.

Jenis komoditi barang nonmigas yang diimpor selama Januari-April 2019 yakni mesin penyembur uap air atau pasir dan mesin jet pelempar, radiator, pompa cairan, pompa udara, perangkat pembangkit tenaga listrik dan suku cadangnya.

Menurut Dumangar, seluruh impor dilakukan melalui Pelabuhan Yos Sudarso (Ambon), Pelabuhan Tulehu (Maluku Tengah), dan Bandara Namlea di Pulau Buru.

Sementara itu, komoditas migas yang diimpor sepanjang Januari-April 2019 berupa bahan bakar motor, bertimbal, tidak dicampur, minyak bahan bakar motor dari RON lainnya-tidak dicampur, minyak bahan bakar, dan bahan bakar turbin pesawat terbang (bahan bakar jet) yang mempunyai titik nyala 23 derajat selsius atau lebih.

Pewarta: John Soplanit

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019