Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Djuwita F. Moeloek meresmikan penggunaan nama Pahlawan Nasional dr Johannes Leimena pada Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Terpadu Kemaritiman di Ambon, Maluku.
Peresmian nama RSUP di Wailela, Desa Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon, Rabu ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Menkes bersama Gubernur Maluku Murad Ismail dan disaksikan Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, pejabat Kementerian Kesehatan, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Maluku, Kota Ambon serta pimpinan TNI-Polri.
Menkes Nila Djuwita menegaskan penyematan nama dr. Johanis Leimena pada RSUP terpadu kemaritiman tersebut sangatlah tepat mengingat jasa dan pengorbanannya terhadap bagi nusa dan bangsa sangatlah besar.
Leimena menjadi dokter sejak 1930 dan memegang jabatan Menkes selama 21 tahun berturut-turut dan bisa masuk dalam sejumlah kabinet berbeda.
Meski berlatar belakang dokter, Leimena memegang jabatan strategis, yakni Menteri Sosial, Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan.
Leimena juga berpangkat Laksamana Madya (Tituler) di TNI-AL dan menjadi penggagas pembentukan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Menurut Menkes progres pembangunan RSUP yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada 25 Juli 2018, sangatlah cepat dibanding dua RSUP lain yang di bangun di Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Tahun 2019 kita membangun tiga RSUP yakni di Kota Ambon, Kota Wamena, provinsi Papua dan Kupang, NTT. Di Wamena belum dimulai pembangunannya karena persoalan tanah, sedangkan di Kupang tanah sudah selesai tetapi akses menuju ke lokasinya agak sulit," katanya.
Menkes juga menyampaikan kelegaannya karena ternyata konstruksi bangunan RSUP tersebut tahan terhadap gempa, sehingga tidak mengalami kerusakan saat gempa magnitudo 6,5 mengguncang Kota Ambon, kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB) pada 29 September 2019.
Apalagi menurutnya, provinsi Maluku merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan gempa serta tsunami karena terletak pada pertemuan tiga lempeng besar di dunia yakni Pasifik, Indo Australia dan Eurasia.
"Saya bersyukur karena RSUP dr. Johanis Leimena tidak mengalami kerusakan atau keretakan saat gempa mengguncang tiga wilayah di Maluku," tandasnya.
Sedangkan Gubernur Maluku Murad Ismail mengapresiasi peresmian pemberian nama pahlawan nasional asal Maluku tersebut pada RSUP kemaritiman terpadu tersebut.
Murad juga menyatakan, kehadiran Menkes memberi arti penting serta harapan bagi masyarakat yang saat ini terdampak gempa 26 September 2019.
"Mudah-mudahan kedatangan ibu untuk kesekian kalinya di Maluku ini akan berdampak membantu peningkatan derajat kesehatan masyarakat di masa mendatang, mengingat hingga saat ini prosentase tingkat kematin ibu hamil masih sangat tinggi, serta pelayanan kesehatan belum optimal karena geografis wilayah kepulauan," ujarnya.
Murad juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Menkes atas pembangunan RSUP dr. Johanis Leimena karena selain mendukung visi dan misi pembangunan Maluku hingga lima tahun mendatang, juga memberikan harapan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal dan berkualitas di masa mendatang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Peresmian nama RSUP di Wailela, Desa Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon, Rabu ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Menkes bersama Gubernur Maluku Murad Ismail dan disaksikan Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, pejabat Kementerian Kesehatan, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Maluku, Kota Ambon serta pimpinan TNI-Polri.
Menkes Nila Djuwita menegaskan penyematan nama dr. Johanis Leimena pada RSUP terpadu kemaritiman tersebut sangatlah tepat mengingat jasa dan pengorbanannya terhadap bagi nusa dan bangsa sangatlah besar.
Leimena menjadi dokter sejak 1930 dan memegang jabatan Menkes selama 21 tahun berturut-turut dan bisa masuk dalam sejumlah kabinet berbeda.
Meski berlatar belakang dokter, Leimena memegang jabatan strategis, yakni Menteri Sosial, Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan.
Leimena juga berpangkat Laksamana Madya (Tituler) di TNI-AL dan menjadi penggagas pembentukan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Menurut Menkes progres pembangunan RSUP yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada 25 Juli 2018, sangatlah cepat dibanding dua RSUP lain yang di bangun di Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Tahun 2019 kita membangun tiga RSUP yakni di Kota Ambon, Kota Wamena, provinsi Papua dan Kupang, NTT. Di Wamena belum dimulai pembangunannya karena persoalan tanah, sedangkan di Kupang tanah sudah selesai tetapi akses menuju ke lokasinya agak sulit," katanya.
Menkes juga menyampaikan kelegaannya karena ternyata konstruksi bangunan RSUP tersebut tahan terhadap gempa, sehingga tidak mengalami kerusakan saat gempa magnitudo 6,5 mengguncang Kota Ambon, kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB) pada 29 September 2019.
Apalagi menurutnya, provinsi Maluku merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan gempa serta tsunami karena terletak pada pertemuan tiga lempeng besar di dunia yakni Pasifik, Indo Australia dan Eurasia.
"Saya bersyukur karena RSUP dr. Johanis Leimena tidak mengalami kerusakan atau keretakan saat gempa mengguncang tiga wilayah di Maluku," tandasnya.
Sedangkan Gubernur Maluku Murad Ismail mengapresiasi peresmian pemberian nama pahlawan nasional asal Maluku tersebut pada RSUP kemaritiman terpadu tersebut.
Murad juga menyatakan, kehadiran Menkes memberi arti penting serta harapan bagi masyarakat yang saat ini terdampak gempa 26 September 2019.
"Mudah-mudahan kedatangan ibu untuk kesekian kalinya di Maluku ini akan berdampak membantu peningkatan derajat kesehatan masyarakat di masa mendatang, mengingat hingga saat ini prosentase tingkat kematin ibu hamil masih sangat tinggi, serta pelayanan kesehatan belum optimal karena geografis wilayah kepulauan," ujarnya.
Murad juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Menkes atas pembangunan RSUP dr. Johanis Leimena karena selain mendukung visi dan misi pembangunan Maluku hingga lima tahun mendatang, juga memberikan harapan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal dan berkualitas di masa mendatang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019