Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) membantah berbagai sinyalemen melecehkan Kesultanan Tidore, menyusul adanya tekad gubernur dalam memperjuangkan pemekaran ibu kota Malut, Sofifi sebagai daerah otonom. "Pemprov Malut tak pernah mengucilkan peran Kesultanan Tidore dalam mempertahankan Sofifi tetap menjadi bagian dari daerah otonom Kota Tidore Kepulauan," kata Gubernur Malut Thaib Armaiyn melalui Kepala Biro Humas dan Protokoler Pemprov Malut Abubakar Abdullah, Jumat. Menurut dia, perjuangan sejumlah pihak untuk memekarkan Sofifi jadi daerah otonom merupakan tuntutan Undang-Undang, akan tetapi keinginan itu bukan melemahkan peran Kesultanan Tidore dalam mengembangkan budaya di daerah ini. Pernyataan Pemprov Malut disampaikan, menyusul adanya sikap dari Kesultanan Tidore yang menentang adanya usulan pemekaran Sofifi sebagai daerah otonom yang baru dan berpisah dari Kota Tidore Kepulauan. Abubakar mengatakan, dengan adanya pemekaran Sofifi, maka aktivitas penyelenggaraan pembangunan dan pelayanan masyarakat dilakukan pemerintah kota yang otonom. Ia juga menjelaskan bahwa pemekaran Sofifi menjadi sebuah kota baru di Malut dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Sofifi. Karena itu, katanya, pemekaran Sofifi, bukan untuk kepentingan etnis atau kelompok tertentu, melainkan kepentingan masyarakat Malut. "Pemekaran Sofifi menjadi kota juga dimaksudkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi baru di Malut," tambahnya. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi semakin berkembang karena selama ini perekonomian Malut hanya terkonsentrasi di Kota Ternate dan Tidore. Dengan dimekarkannya Sofifi menjadi kota otomatis pertumbuhan ekonomi Malut menjadi pertumbuhan segi tiga yakni Ternate, Tidore dan Sofifi, katanya. Untuk itu, ia meminta semua pihak terutama masyarakat Sofifi dan Pemerintah Kota Tidore untuk tidak lagi mempolemikkan rencana pemekaran Sofifi, menjadi kota definitif. Ia mengecam keras pihak-pihak yang selalu mengeluarkan pernyataan  di media masa menolak rencana pemekaran Sofifi menjadi kota. Gubernur menambahkan jangan berpikir bahwa pemekaran Sofifi akan melemahkan pemerintahan lain, namun justru akan mendongkrak pertumbuhan perekonomian masyarakat. Pertumbuhan masyarakat akan terjadi jika Sofifi ditingkatkan statusnya menjadi kota, katanya. "Jadi, proses pemekaran Sofifi merupakan bagian dari kebutuhan, tidak ada tendensi politik apapun dengan rencana pemekaran Sofifi menjadi kota yang ada hanya kepentingan untuk mensejahterakan masyarakat dan menjadikan Malut maju lebih baik dengan daerah-daerah lain di Indonesia," katanya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010