Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Maluku membentuk Jejaring Laboratorium Mikrobiologi (Jala Mikro) di kota Ambon.
Kepala BPOM Maluku Hariani di Ambon, Jumat mengatakan, Jala Mikro merupakan inovasi dalam menyelesaikan masalah laboratorium mikrobiologi di bidang sarana dan prasarana.
"Pembentukan jejaring mikrobiologi dilakukan sebagai ajang saling bertukar informasi, pengetahuan dan mengedukasi masyarakat," katanya.
Menurut dia, tujuan pembentukan Jala Mikro terbagi menjadi jangka pendek (60 hari) dan jangka menengah (6-12 bulan) yakni tersedianya sarana sharing pengetahuan antarlaboratorium mikrobiologi di kota Ambon.
Selain itu tujuan jangka panjang yakni terwujudnya jejaring laboratorium mikrobiologi untuk mendukung peningkatan higienitas dan sanitasi pangan di kota Ambon.
"Jala Mikro menggunakan sistem di mana setiap laboratorium mikrobiologi dapat mengisi permasalahan pada aplikasi google dan WA group, sehingga laboratorium mikrobiologi yang lain dapat membantu penyelesaian masalah tersebut," ujarnya.
Hariani mengakui, selama ini pelaksanaan pengujian mikrobiologi sering dihadapkan dengan masalah di bidang sarana dan prasarana serta
kurangnya pengetahuan di bidang laboratorium mikrobiologi sehingga menyebabkan hasil pengujian tidak valid.
Permasalahan tersebut katanya, sering lambat diatasi salah satu penyebabnya karena kondisi kota Ambon yang jauh dari tempat tersedianya produsen sarana laboratorium.
Di kota Ambon terdapat laboratorium mikrobiologi yang mengalami permasalahan yang sama yaitu laboratorium mikrobiologi Baristan, Labkes, BTKL, Balai Karantina Ikan, jurusa biologi Universitas Pattimura, jurusan teknologi hasil perikanan Universitas Pattimura.
Karena itu dipandang perlu membentuk jejaring laboratorium mikrobiologi di kota Ambon, sehingga antarlaboratorium mikrobiologi dapat bekerja sama dalam mengatasi permasalahan.
"Dengan adanya kerjasama dan koordinasi antar laboratorium mikrobiologi diharapkan permasalahan dapat diatasi dengan cepat, efektif dan efisien," tandasnya
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Kepala BPOM Maluku Hariani di Ambon, Jumat mengatakan, Jala Mikro merupakan inovasi dalam menyelesaikan masalah laboratorium mikrobiologi di bidang sarana dan prasarana.
"Pembentukan jejaring mikrobiologi dilakukan sebagai ajang saling bertukar informasi, pengetahuan dan mengedukasi masyarakat," katanya.
Menurut dia, tujuan pembentukan Jala Mikro terbagi menjadi jangka pendek (60 hari) dan jangka menengah (6-12 bulan) yakni tersedianya sarana sharing pengetahuan antarlaboratorium mikrobiologi di kota Ambon.
Selain itu tujuan jangka panjang yakni terwujudnya jejaring laboratorium mikrobiologi untuk mendukung peningkatan higienitas dan sanitasi pangan di kota Ambon.
"Jala Mikro menggunakan sistem di mana setiap laboratorium mikrobiologi dapat mengisi permasalahan pada aplikasi google dan WA group, sehingga laboratorium mikrobiologi yang lain dapat membantu penyelesaian masalah tersebut," ujarnya.
Hariani mengakui, selama ini pelaksanaan pengujian mikrobiologi sering dihadapkan dengan masalah di bidang sarana dan prasarana serta
kurangnya pengetahuan di bidang laboratorium mikrobiologi sehingga menyebabkan hasil pengujian tidak valid.
Permasalahan tersebut katanya, sering lambat diatasi salah satu penyebabnya karena kondisi kota Ambon yang jauh dari tempat tersedianya produsen sarana laboratorium.
Di kota Ambon terdapat laboratorium mikrobiologi yang mengalami permasalahan yang sama yaitu laboratorium mikrobiologi Baristan, Labkes, BTKL, Balai Karantina Ikan, jurusa biologi Universitas Pattimura, jurusan teknologi hasil perikanan Universitas Pattimura.
Karena itu dipandang perlu membentuk jejaring laboratorium mikrobiologi di kota Ambon, sehingga antarlaboratorium mikrobiologi dapat bekerja sama dalam mengatasi permasalahan.
"Dengan adanya kerjasama dan koordinasi antar laboratorium mikrobiologi diharapkan permasalahan dapat diatasi dengan cepat, efektif dan efisien," tandasnya
Editor : Lexy Sariwating
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019