Kapal pesiar MV Boudicca berbendera Bahamas akan mengunjungi dan menyinggahi Kota Ambon, Provinsi Maluku pada 19 Januari 2020 pukul 07.00 WIT.

Land Tour Opereter MV Boudicca, Hellen de Lima di Ambon, Sabtu, mengatakan kapal pesiar yang memuat ratusan wisatawan tersebut rencananya akan berlabuh di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon selama sembilan jam.

"Diharapkan saat kapal singgah di Pelabuhan Ambon maka 800 - 920 orang wisatawan dapat mengunjungi sejumlah objek wisata di Pulau Ambon," katanya.

Kapal pesiar tersebut baru menyelesaikan perjalanan wisatanya dari Selandia Baru, kemudian Papua New Guinea selanjutnya ke Kota Ambon, Maluku dan akan melanjutkan perjalanan ke Bali.



MV Boudicca adalah kapal pesiar yang dimiliki dan dioperasikan oleh Fred Olsen Cruise Lines yang dibangun pada tahun 1973 oleh Galangan Kapal Helsinki Wartasila, Finlandia sebagai Royal Viking Sky untuk Nordenfjeldske Dampskibsselskap, Trondheim, yang menempatkan kapal dalam layanan Royal Viking Line.

Hellen mengakui dirinya menghabiskan waktu lama untuk pengurusan dan koordinasi hingga kapal pesiar tersebut di Kota Ambon bisa berkunjung ke Ambon.

"Jadi keliru jika ada pihak yang mengatakan pelaku pariwisata kurang berkoordinasi dengan Pemda setempat. Buktinya kapal pesiar ini bisa menyinggahi Kota Ambon karena koordinasi dan usaha para pelaku wisata di Ambon dan Maluku," katanya.

Seharusnya jika para pengusaha pariwisata berkoordinasi dan menyampaikan pemberitahuan terkait kunjungan kapal pesiar yang mengangkut ratusan turis, maka harusnya Pemda dan pihak terkait dapat "menjemput bola" dengan menyiapkan objek wisata yang akan dikunjungi, agar menimbulkan kesan baik dan bagus dan dapat diceritakan oleh para wisatawan saat kembali ke negaranya masing-masing.



Dari cerita para wisatawan yang berkunjung inilah, diharapkan banyak wisatawan dari berbagai negara dapat memilih dan menjadikan Kota Ambon maupun provinsi Maluku sebagai destinasi wisata pilihan mereka.

"Tamu asing yang datang dengan kapal pesiar berbeda dengan tamu reguler, mereka lebih banyak telah lanjut usia (lansia). Karena itu ada kriteria yang perlu disesuaikan dengan kesejahteraan dan kenyamanan, misalnya jalan menuju destinasi lebih dari 100 meter perlu persiapan asisten untuk menjelaskan kepada turis," kata Hellen.

Sedangkan menyangkut fasilitas objek seperti taman, atraksi, toilet harus memadai dan bagus, termasuk kios kuliner ditata dengan apik termasuk areal parkir kendaraan.

Hellen mengakui sejauh ini Maluku tidak termasuk dalam daerah tujuan kapal pesiar yang terintegrasi, karena walaupun memiliki potensi wisata unggulan tetapi tidak didukung infrastruktur pariwisata yang memadai.

"Seharusnya Pemprov Maluku atau kabupaten/kota berkolaborasi dengan pihak ketiga dalam penyiapan infrastruktur pendukung pariwisata, di samping membenahi destinasi wisata serta penyiapan tenaga pariwisata sehingga ke depan pariwisata Ambon dan Maluku lebih profesional," tambahnya.

Hellen juga berharap Pemprov Maluku bisa menjadikan tahun 2020 sebagai tahun penataan. "Jangan ada promosi ke luar negeri sebelum menyiapkan dan menata infrastruktur pariwisata secara baik," kata Hellen de Lima.
 

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020