Anggota MPR-RI Mercy Chriesty Barends melakukan sosialisasi Empat Pilar kebangsaan kepada para siswa dan guru SMA Negeri 1 Ambon yang juga merupakan almamater tempatnya menuntut ilmu pada 21 tahun lalu.

"Saya senang sekali dapat kembali ke almamater tempat menuntut ilmu pada 29 tahun lalu, terutama bertemu dengan para guru dan adik-adik, sekaligus mengemban tugas negara," kata Mercy di hadapan 50 orang siswa dan guru yang menghadiri sosialisasi tersebut, Rabu.

Sosialisasi empat pilar di SMA Negeri 1 tersebut, menurut Mercy yang juga anggota DPR-RI daerah pemilihan (Dapil) Maluku, merupakan yang pertama dilakukan di masa tugasnya sebagai anggota DPR-RI periode 2019 - 2024.

Empat pilar kebangsaan yang dimaksudkan yakni Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara serta Bhinekka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Mercy mengajak para siswa memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu di sekolah unggulan tersebut dengan serius, karena sekolah selain mengajarkan ilmu pendidikan, tetapi juga merupakan wadah pembentuk dan melahirkan karakter serta pemikiran konstruktif para siswa sebagai generasi emas bangsa.
Anggota MPR RI Mercy Chriesty Barends (tengah) berpose bersama guru dan siswa SMA Negeri 1 Ambon, Rabu (12/2). Kehadiran Mercy Barends di yang merupakan almamaternya tersebut untuk menyosialisasikan empat pilar dalam kebangsaan kepada puluhan siswa dan guru di sekolah unggulan tersebut. (FOTO ANTARA/Jimmy Ayal)


Tantangan 

Menurutnya kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini mengalami banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal.

Tantangan internal meliputi masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit, pengabaian terhadap kepentingan daerah dan timbulnya fanatisme kedaerahan. 

Selain itu, kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekkaan dan kemajemukan, kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagai pemimpin dan tokoh bangsa serta tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal.

Sedangkan tantangan eksternal yakni pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin luas dan persaingan antarbangsa semakin tajam, makin kuatnya intensitas intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional.

"Berbagai tantangan internal maupun eksternal yang muncul belakangan ini merupakan dampak dari ketidakhadiran negara dalam pembinaan mental ideologi bangsa,"

Mercy bahkan merilis data yang dikeluarkan MPR berdasarkan hasil kajian serta riset berbagai lembaga yang merupakan dampak ketidakhadiran negara dalam pembinaan mental ideologi bangsa diantaranya 33 persen guru menganjurkan murid berperang mewujudkan negara Islam.

Selain itu, 36,5 persen mahasiswa setuju dengan Khilafah, tujuh kampus besar terpapar ekstrimisme agama, tiga persen anggota TNI terpapar radikalisme serta 19,4 persen PNS tidak setuju Pancasila sebagai Dasar Negara.

"Karena itu untuk mengisi kekosongan peran negara dalam membentuk mental dan ideologi bangsa, maka dirancang agenda pemantapan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk melalui sosialisasi empat pilar," tegasnya.
 

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020