Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku diminta membangun sebuah talud penahan air di Desa Buano Utara, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) karena sering terjadi banjir di musim hujan dan membuat ratusan warga terpaksa mengungsi.

"Apalagi posisi dataran wilayah itu lebih rendah dari air laut sehingga sangat rentan terhadap ancaman bahaya banjir, jadi sangat dibutuhkan program pembangunan talud penahan banjir secepatnya," kata anggota DPRD Maluku, Hatta Hehanussa di Ambon, Kamis.

Kemudian hujan deras yang mengguyur wilayah Maluku sejak awal Februari 2020, menyebabkan ratusan rumah warga di Buano Utara terendam banjir mengakibatkan 119 Kepala Keluarga (KK) harus mengungsi.

Namun belum ada bantuan apa pun dari Pemkab SBB.

Kondisi itu semakin parah setelah Danau Amaola ikut meluap hingga ke rumah warga. Pengungsi paling parah berada di sekitar danau berjumlah 716 orang. Mereka mengungsi setelah ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.

Anggota DPRD Maluku asal daerah pemilihan Kabupaten SBB ini mengaku sangat prihatin dengan kondisi warga di Buano Utara sehingga akan dilakukan koordinasi dengan Pemprov Maluku untuk penanganan bencana yang puluhan tahun didiamkan Pemkab SBB.

Selain Pemprov, koordinasi juga akan dilakukan dengan Komisi III DPRD Maluku yang memang menangangi masalah infrstruktur dan bisa meminta BWS untuk membangun talud penahan banjir.

"Hal ini harus menjadi perhatian komisi III agar masyarakat Buano Utara juga tidak merasa dikucilkan oleh pemerintah karena membiarkan banjir terus menerus menerjang wilayah itu," ujarnya.

 

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020