Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus berupaya mengantarkan amanah kepedulian bagi jutaan saudara yang mengalami kesusahan, baik yang disebabkan oleh bencana alam, bencana sosial, maupun krisis kemanusiaan.

Siaran pers yang diterima Antara di Ambon menyebutkan, sebagai lembaga kemanusiaan global, dalam mengimplementasikan bantuan baik dalam maupun luar negeri, ACT selalu berkoordinasi dengan organisasi resmi.

Hal itu bertujuan untuk membangun kolaborasi dalam mencari jalan keluar suatu permasalahan di bidang kemanusiaan.

Dewan Pembina ACT Syuhelmaidi Syukur menyatakan, “Selama ini, prinsip kami sebagai lembaga kemanusiaan selalu independen dimanapun kami mengimplementasikan program. Misalnya, kami membantu Rohingya, tetapi tidak terlibat dalam konflik politik. Tidak terlibat dalam ranah konflik internal negara."

Dia menegaskan, ketika ACT melakukan implementasi di India, prinsipnya adalah membantu kemanusiaan merupakan sebuah kewajiban.

"Kami melihat banyak korban yang berjatuhan, keterpanggilan ini kami wujudkan dengan memberikan bantuan secara langsung. Bantuan yang kami berikan pun bersifat emergency. Bantuan yang kami berikan kepada para korban seperti; bantuan santunan, pangan, rumah, kesehatan, dan pendidikan. Kami pun dalam memberikan bantuan tidak memilah-milah. Hal ini karena kemanusiaan adalah wilayah yang netral, tidak terbatas SARA dan selalu bekeerja sama dengan para mitra terpercaya,” ungkap Syuhel.

India menjadi ranah kemanusiaan yang sejatinya telah ACT pilih sejak dua tahun lalu (2017) sebagai titik implementasi program kemanusiaan. Sementara untuk respons terhadap konflik kemanusiaan Februari lalu, ACT mendistribusikan bantuan berupa:
    Ratusan paket pangan. Masing-masing paket pangan terdiri dari 10 kilogram tepung gandum utuh, 5 kilogram beras, gula, minyak goreng, teh, garam, dan bumbu masak.
    Santunan kepada korban dan keluarga korban kerusuhan New Delhi.
    Santunan kepada puluhan keluarga penerima adalah keluarga yang rumahnya hancur atau anggota keluarganya menjadi korban kerusuhan tersebut.

Salah satu penerima bantuan menceritakan, rumahnya hancur terbakar setelah diledakkan dengan tabung gas. Penerima bantuan lainnya adalah korban selamat yang saat ini menyintas bersama keluarganya dengan keadaan yang seadanya. Sebelum kerusuhan, ia memiliki usaha di kawasan  Shiv Vihar, Delhi.

Penerima bantuan tunai memiliki kondisi sebagai berikut:
    Korban yang rumah hancur dan hangus
    Janda yang kehilangan anak
    Korban yang kehilangan tempat usaha dan mata pencaharian.

Hingga kini, ACT senantiasa melaporkan semua implementasi program melalui berbagai medium, seperti media sosial dan publikasi di media massa. Hal ini karena cakupan wilayah ACT, tidak hanya kasus-kasus konflik di beberapa negara, namun juga selalu membantu masyarakat yang terkena musibah bencana alam di berbagai negara lainnya seperti gempa di Nepal, kekeringan di Afrika, badai topan Bopha di Filipina, dan lainnya termasuk negara Indonesia sendiri.

Dari sisi laporan keuangan, ACT juga selalu mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 14 tahun berturut-turut sebagai bukti bahwa lembaga kemanusiaan yang kredibel.
Kami menyadari, pekerjaan di ranah kemanusiaan tidaklah mudah.

Banyak rintangan yang harus dihadapi. Tetapi kami meyakini, doa para donatur, harapan penerima manfaat, dan dukungan media menjadi semangat untuk terus bergerak maju dalam bingkai kemanusiaan.

Publik bisa memantau aktivitas ACT melalui berbagai saluran komunikasi di antaranya news.act.id, ACT TV, kanal YouTube Aksi Cepat Tanggap, serta media sosial resmi lembaga di Instagram, Twitter, maupun Facebook.

"Semoga problematika kemanusiaan segera terselesaikan. Amin," kata Syuhel.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020