Tenaga medis perempuan memiliki peran ganda baik di tempat kerja, rumah, maupun di lingkungan terutama harus bekerja saat pandemi COVID-19.

"Pandemi corona membuat kita harus bekerja ekstra hati- hati, sesuai SOP penanganan pasien, juga dalam peran ganda kita di rumah dan lingkungan sekitar, " kata dokter Puskesmas negeri Passo, Vanny Saimima, kepada Antara, Selasa.

Dokter lulusan Universitas Kristen Indonesia (UKI)  Jakarta menyatakan, tenaga medis perempuan selain melakukan penanganan pasien juga berperan mengedukasi masyarakat tentang virus corona, termasuk berupaya menghilangkan stigma terhadap pasien.

Dalam melaksanakan tugas keseharian seperti pemeriksaan pasien, di puskesmas tetap menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai tingkatan pemeriksaan.

APD katanya menjadi kebutuhan utama tenaga medis dalam menangani pasien infeksi virus corona. Penggunaan APD dilakukan sesuai petunjuk dan standar kesehatan dunia dari WHO. 

Pasien yang datang ke fasilitas kesehatan tingkat pertama beragam dan tidak diketahui apa penyakit yang dibawa pasien tersebut. 

"Tidak semua pasien yang datang jujur dengan gejala yang diderita, demikian juga riwayat perjalanan mereka sebelumnya, karena bisa saja mereka baru datang dari lokasi zona merah pandemi corona, " ujarnya.

Ibu satu anak ini juga menceritakan tantangan pelayanan sebagai tenaga medis perempuan, yang juga berperan sebagai seorang ibu rumah tangga.

Peran sebagai seorang dokter, APD menjadi tameng andalan untuk melindungi diri, sehingga virus apapun tidak di bawa pulang ke rumah , karena akan berdampak bagi anggota keluarga lainnya terutama anak dan lansia.

Tetapi kenyataan yang terjadi, pasien berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang akan diperiksa dirumah, melakukan aksi protes tenaga kesehatan yang akan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan APD.

"Hal Ini dikarenakan stigma pasien corona yang terlanjur terbentuk di masyarakat, sehingga pasien enggan untuk diperiksa, " kata Vanny.

Pasien corona katanya, tidak boleh didiskriminasi, karena virus corona bukan aib. Karena itu mari bersama bahu-membahu memutus mata rantai virus sesuai anjuran yang telah ditetapkan pemerintah. 

"Perempuan Indonesia di momentum hari Kartini ini mari kita bersama lawan pandemi COVID-19 dengan memberikan motivasi sosialisasi yang positif serta mengikuti anjuran yang ditetapkan pemerintah, " tandasnya.
 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020