Harga gula pasir yang ditawarkan para pedagang di sejumlah pasar tradisional maupun di toko-toko swalayan dan ritel terkemuka masih bervariasi dan belum mengalami penurunan yang signifikan.

Berdasarkan pantauan di lokasi pasar Mardika, Jumat, para pedagang menawarkan harga gula pasir KBA pada kisaran Rp19.000-Rp20.000 per kilogram.

"Harga gula pasir belum turun, masih terus bertahan, bahkan kami takut menjelang hari raya akan bergerak naik lagi," kata  salah seorang pedagang, Udin.

Ia mengaku pedagang masih menawarkan  harga jual Rp19.000 per kilogram, karena pemasokan gula pasir KBA yang dibeli dari agen belum tentu ukurannya sesuai yang diterima pedagang. 

Padahal, berdasarkan penghitungan, apabila satu karung berisi 50 kilogram senilai Rp880.000, maka seharusnya harga penjualan eceran adalah Rp17.600 per kilogram

"Jadi untuk menutupi kerugian kami menawarkan harga Rp19.000 per kilogram, dan harga ini sudah sejak  April 2020," ujarnya.

Ia juga  mengetahui harga gula di toko-toko swalayan dan ritel terkemuka yang sudah turun hingga mencapai Rp13.000 per kilogram.

Namun, para pengusaha toko swalayan maupun ritel membeli pasokan gula pasir kristal tersebut dari pusat grosir terbesar dan jenisnya bukan KBA seperti di pasar tradisional.

Salah seorang pembeli, Murni, membenarkan bahwa penjualan gula pasir di Indo Grosir sebesar Rp13.000 per kilogram, hanya saja pembelian masyarakat dibatasi hanya dua kilogram saja.

"Gula pasirnya putih bersih, hanya saja kurang begitu manis sama dengan gula KBA. Mudah-mudahan ada perhatian dari Pemerintah Daerah terhadap kebutuhan yang satu ini terutama penerapan harga," katanya.

Ia menambahkan, biasanya Bulog Maluku melakukan stabilisasi harga, dengan menjual beras, gula pasir dan juga minyak goreng baik melalui operasi pasar maupun Rumah Pangan Kita (RPK).

Namun, belum ada tanda-tanda Bulog akan melakukan upaya tersebut.

Pewarta: John Soplanit

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020