Burung bidadari, salah satu satwa endemik Pulau Halmahera, Maluku Uatra (Malut), terancam punah akibat semakin rusaknya kawasan hutan yang menjadi habitat burung itu. "Kawasan hutan yang merupakan habitat burung bidadari kini telah rusak, antara lain akibat adanya aksinya perambahan hutan danĀ  pembalakan liar," kata Djafar, seorang aktivis lingkungan, di Ternate, Minggu. Selain itu, kawasan hutan habitat burung yang juga dikenal dengan nama Cendrawasih Halmahera itu juga telah beralihfungsi menjadi lahan pertanian, lokasi transmigrasi, areal hak pengusahaan hutan (HPH) dan lahan pertambangan. Dari seluruh faktor penyebab, menurut Djafar, yang paling berperan mengancam kepunahan burung itu adalah pengalihfungsian hutan-habitatnya menjadi area HPH dan pertambangan. "Dua kegiatan itu memberangus pepohonan dalam jumlah yang sangat banyak. Semua pohon besar yang menjadi tempat berkembang biak dan mencari makan bagi burung bidadari ditebang habis," katanya seraya menyatakan luas area kawasan hutan yang menjadi sasaran bisa mencapai ratusan ribu hektare. Dikatakan Djafar, pemda dan instansi terkait yang seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian kawasan hutan sebagai habitat burung bidadari, justru berbuat sebaliknya dengan mempermudah perizinan kedua kagiatan itu Hal tersebut terlihat di sejumlah kabupaten di Halmahera, seperti di Kabupaten Halmahera Utara dan Halmahera Tengah. Ratusan ribu hektare hutan yang sebagian merupakan habitat burung bidadari di kedua daerah itu, telah menjadi areal pertambangan. Djafar berharap, Pemprov Maluku Utara dan semua pihak terkait memiliki kesadaran dan keseriusan menjaga burung bidadari dari ancaman kepunahan, mengingat burung itu hanya ada di Halmahera. Selain itu, sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kelestarian burung bidadari perlu diintensifkan kepada seluruh lapisan masyarakat, bahkan kalau perlu dimasukkan dalam mata pelajaran muatan lokal di sekolah. Menurut Djafar, sejauh ini belum ada penelitian khusus mengenai kondisi populasi burung bidadari di Halmahera, namun jumlah spesies langka itu dipastikan telah berkurang jika di bandingkan pada 1980-an.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010