Manajemen Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sofifi, Maluku Utara (Malut) pada hari pertama beroperasi belum memberikan pelayanan rawat inap jalan, namun melakukan pemeriksaan pasien dalam keadaan akut atau gaduh gelisah

"Memang, sudah ada tiga pasien melakukan konsul ke RSJ, tetapi manajemen RSJ belum bisa melakukan rawat inap bagi yang membutuhkan, karena masih terbatas dan belum tersedia berbagai fasilitas pendukung," kata Direktur RSJ Sofifi dr Muhammad Alhabsyi dihubungi dari Ternate, Selasa.

Ia mengatakan, dalam beberapa waktu ke depan, manajemen akan mengusahakan dibukanya pelayanan rawat inap. 

Sesuai data dari puskesmas, kurang lebih ada 100 pasien kejiwaan yang akan berkonsultasi ke spesialis kedokteran jiwa di RSJ Sofifi.

"Kalau berdasarkan data yang dihimpun dari semua puskesmas di Provinsi Malut, untuk kasus scizophenia dan psikosis saja terdapat hampir 1987 kasus belum lagi untuk kasus kasus kejiwaan yang lain," katanya.

Dia menyebutkan, dalam menangani seseorang yang mengalami gangguan mental, harus ada pemeriksaan medis terlebih dahulu, dan jangan memvonis seorang terkena penyakit kejiwaan sebelum menjalani pemeriksaan medis kejiwaan dari ahli.

Sementara itu, spesialis kesehatan jiwa, dr Yazzid Mahri,Sp.KJ mengatakan, pada hari pertama pemeriksaan di RSJ Sofifi, ditemukan kasus langka herediter atau secara garis keturunan.

"Pasien merupakan kembar identik monozigot, dimana angka faktor muncul dan berkembang untuk penderita skizofrenia sebesarr 50-80 persen, tergantung faktor pemicu atau stressor dengan rata-rata angka kegiatan muncul 56 persen," katanya.

Angka ini tentunya cukup menjadi perhatian serius dalam dunia kedokteran jiwa, sebab kembar identik terbentuk dari satu zegot yang membelah menjadi dua embrio, sehingga kembar ini disebut monozigot dimana memiki ciri fisik yang sama dan memiliki genetik yang sama (DNA).

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020