Anggota Komisi VII DPR-RI Mercy Chriesty Barends melakukan pengecekan ketersediaan daya listrik untuk mendukung program Pemerintah Pusat menetapkan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN).

"Kehadiran saya selain untuk membahas berbagai hambatan tentang masalah kelistrikan, sekaligus juga untuk memastikan ketersediaan daya listrik untuk mendukung keputusan pemerintah menetapkan Maluku sebagai LIN," katanya Mercy Barends di Ambon, Senin.

Mercy bertemu dengan pimpinan PT. PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Maluku dan Maluku Utara di Ambon, mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Ambon Peaker I di Desa Waai dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, kabupaten Maluku Tengah.

"Saya ingin melihat langsung kondisi dua pembangkit ini sekaligus mendiskusikan berbagai kendala dan hambatan yang dialami dalam penyediaan pemasokan listrik di Kota dan Pulau Ambon, termasuk untuk persiapan menyambut LIN," katanya.

Dia mengakui, keputusan Pemerintah Pusat menetapkan Maluku sebagai LIN yang dimulai dengan pembangunan infrastruktur dasar berupa pelabuhan perikanan terpadu terintegrasi serta Ambon New Port di perbatasan Desa Waai dan Liang, kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, perlu didukung sejak awal dengan ketersediaan tenaga kelistrikan.

Sistem kelistrikan di Kota maupun Pulau Ambon saat ini disuplai dari kapal pembangkit listrik Karadeniz atau Karadeniz Powership Yasin Bey Marine Vessel Power Plant (MVPP) asal Turki yang telah beroperasi sejak April 2017 sebesar 60 Megawatt (MW).
Anggota Komisi VII DPR-RI Dapil Maluku Mercy Chriesty Barends berdialog dengan pimpinan PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Maluku dan Maluku Utara saat mengunjungi PLTP di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Maluku Tengah, Senin (22/2). Kunjungan itu untuk memastikan ketersediaan kapasitas listrik untuk mendukung penetapan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN). (Foto: ANTARA/Jimmy Ayal)

Selain itu, PLTMG Ambon Peaker I di Desa Waai yang mulai beroperasi pada September 2020, memiliki kapasitas terpasang sebesar 38,6 MW, dan mampu menyuplai 50 persen dari kebutuhan listrik di Pulau Ambon.

Sedangkan PLTP Tulehu yang mulai dikerjakan sejak 2013, saat ini baru mampu menghasilkan tujuh MW dari kapasitas yang direncanakan sebesar 2x10 MW.

"Khusus PLTP Tulehu saat ini baru ada dua sumur gas yang telah selesai pengeboran. Masih perlu pengeboran beberapa sumur lagi tambahan lagi untuk memastikan kapasitas panas bumi yang dihasilkan memenuhi target," ujar legislator asal Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku itu.

Dia memperkirakan, hingga akhir 2022 ketersediaan kapasitas listrik di Pulau Ambon dapat mencapai lebih dari 150 MW, sehingga mampu mendukung penetapan Maluku sebagai LIN yang merupakan salah satu program strategis nasional dibawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Apalagi direncanakan PLTMG Ambon Peaker II dengan kapasitas 2x25 MW juga akan mulai dibangun dengan target beroperasi secara komersial pada  2022 mendatang," tambahnya.

Jika Pelabuhan perikanan terpadu terintegrasi yang disatukan dengan Ambon New Port, mulai dibangun, maka daya listrik yang dibutuhkan untuk menunjang seluruh pekerjaan proyek tersebut diperkirakan hanya sebesar 10 MW.
 

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021