Mie sagu yang diproduksi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) binaan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Maluku di lima desa di Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah menembus pasar Makassar, Sulawesi Selatan. "Kami setiap minggu mengirimkan 200 kg mie sagu dengan kapal Pelni ke Makassar guna memenuhi permintaan konsumen di sana," kata Kepala BKP Maluku, Syuryadi Sabirin kepada ANTARA di Ambon, Kamis. Menurut dia, mie yang dibuat dari pati sagu sangat diminati oleh pedagang bakso di Makassar karena kenyal dan tidak lembek atau lengket saat direbus sehingga sangat disukai oleh pembeli makanan tersebut. "Mereka mengakui mie sagu sangat cocok dan enak kalau dicampur dengan bakso atau jajanan lainnya" katanya. Produk mie sagu ini awalnya merupakan proyek percontohan dari pengembangan tanaman sagu sebagai pangan lokal yang bisa diversifikasi guna mengurangi ketergantungan jumlah konsumsi beras minimal 1,5 persen per tahun sekaligus menggalakan Pulau Mandiri Pangan seperti yang diprogramkan oleh Kementerian Pertanian. "Masyarakat kita sudah mengalami pergeseran pola konsumsi, makanya pangan lokal dianggap makanan yang inferior untuk itu perlu dibuat menjadi lebih menarik," Sabirin. Ia menjelaskan, untuk menjadikan tepung sagu menjadi mie, BKP Maluku bekerjasama dengan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kementerian Negara Teknologi dan Riset mengadakan pelatihan pembuatan mie berbahan dasar tepung sagu kepada sejumlah petani sagu dan mahasiswa di Pulau Ambon dengan menggunakan mesin ektruder. "Mesinnya diciptakan oleh Ade Saipudin, salah seorang peneliti dan perekayasa BPPT," ujarnya. Sabirin menambahkan, mie sagu buatan Gapoktan binaan BKP Maluku pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat saat Pameran Maluku Expo, 31 Juli-5 Agustus 2010 di Lapangan Merdeka, Ambon yang digelar untuk mendukung kegiatan pelayaran internasional Sail Banda, 24 Juli-17 Agustus lalu.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010