Jakarta (ANTARA) - Perang di era modern tidak bersifat konvensional berupa pengerahan pasukan semata, melainkan juga perang cyber. Hal ini terjadi pada konflik Eropa Timur saat kondisi di Ukraina memanas akibat invasi Rusia.
Biro keamanan siber Ukraina mengatakan anggota militer mereka menjadi sasaran peretas asal Belarusia.
Computer Emergency Response Team (CERT) Ukraina, dikutip dari Reuters, Sabtu, mengatakan peretas mencuri kata sandi email dan masuk akun surat elektronik tentara Ukraina.
Akun surat elektronik yang diretas ini mengirimkan pesan berbahaya ke daftar kontak.
Baca juga: Putin izinkan operasi militer khusus di wilayah Donbass Ukraina, perang dimulai
CERT menuduh grup berkode UNC1151 berbasis di Minsk yang mendalangi kampanye peretasan ini. Grup peretas beranggotakan tentara Belarusia.
Ukraina sudah mengalami berbagai serangan siber sebelum invasi Rusia pekan ini.
Beberapa hari lalu, ratusan komputer di Ukraina diserang dengan perangkat lunak penghapus data, yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Situs pemerintahan Ukraina, antara lain Kementerian Luar Negeri, mendapat serangan distributed denial-of-service (DDos).
Situs Kementerian Pertahanan Ukraina dan dua bank juga sempat mendapat serangan DDoS.
Baca juga: UEFA pindahkan final Liga Champions dari Saint Petersburg ke Paris akibat perang Eropa Timur