Ambon (ANTARA) - Ratusan warga di Pulau Wonreli-Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku berbondong-bondong menyaksikan secara langsung fenomena alam yang langka berupa gerhana matahari total.
"Kebetulan cuaca tadi siang cukup cerah sehingga detik-detik terjadinya gerhana sejak awal hingga berakhir bisa diamati secara langsung," kata salah satu warga Kisar Nathan Maalete yang dihubungi dari Ambon, Kamis.
Menurut dia, pergerakan bulan dengan bumi yang secara perlahan hingga berada pada satu titik sejajar membuat suasana seketika berubah menjadi gelap beberapa detik.
"Kondisi ini diakibatkan posisi bumi dan bulan yang sejajar sehingga cahaya matahari ke bumi jadi terhalang," ucapnya.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika kelas I Ambon Djati Cipto Kuncoro menjelaskan, gerhana matahari yang dilihat di Pulau Ambon tidak total seperti di Pulau Wonreli-Kisar, Kabupaten MBD maupun di Biak (Papua).
Sebab gerhana matahari yang terlihat di Pulau Ambon hanya sekitar 90 persen sehingga tampak seperti bulan sabit begitu tipis.
Gerhana matahari hibrida terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil, daripada piringan matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.
Dikatakan, gerhana matahari hibrida merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena sehingga peristiwa gerhana matahari hibrida relatif terjadi cukup langka.
Selain itu posisi pengamat mempengaruhi besar magnitudo gerhana yang akan teramati, sehingga pengamatan kedua gerhana tidak dapat dilakukan secara bersamaan dan pada lokasi yang sama.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga MBD saksikan gerhana matahari total
Warga Maluku Barat Daya saksikan gerhana matahari total
Kamis, 20 April 2023 20:50 WIB